WELCOME IN MY BLOG...

Terima kasih anda telah bersedia mengunjungi blog pribadi saya...Sungguh kehormatan yang begitu besar buat saya... Semoga anda bisa memberikan koment-koment yang berarti buat saya. dan semoga kita bisa belajar bersama untuk memaknai kehidupan

Salam hangat

sandri/akang john

about me

Foto Saya
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
aku adalah seseorang yang sedang mencari jati diri, dan pembekalan hidup utk menghadap sang rabb...oleh karna itu, ku selalu belajar, dan terus belajar untuk memaknai hidup,mencoba menyelesaikan permasalahan2 yang ku temui dan sharing kepada orang lain kemudian berbagi kepada orang lain mengenai pengalamanku itu... semoga apa yang ku lakukan dapat bermanfaat bagi orang lain...amien

Jumat, 31 Mei 2013

Tak perlu TAKUT



Tak perlu TAKUT

Tak perlu takut olehku sesuatu yang akan mengancamku,
sebab ku tahu tuhan kan menjadi penyelamatku.
Tak perlu takut olehku sesuatu yang takkan bisa ku kerjakan
 sebab ku tahu tuhan kan memudahkanku
tak perlu pula takut olehku sesuatu yang takkan bisa gapai
sebab ku tahu tuhan kan memampukanku

WANITA HIJAB SYAR’I



WANITA HIJAB SYAR’I

Dari kejauhan teralihkan pandangan mataku
ku perhatikan tiap langkah yang pelan.
Tubuh tegap dan senyum yang indah terpancar
dialah Seorang wanita dengan pakaian indah
menutup tubuh serta berhijabkan syar'i
ialah sesosok wanita syar'i yang sewaktu itu membuatku kagum diantara yang lain.
Ketika ia hendak melintas didepanku
sengaja olehku menutup jalan untuknya
itu hanya untuk mendapatkan perhatiannya.
Wanita syar'i terhenti oleh karena diriku
namun dengan sekejap ku persilahkan dengan sopan agar ia lewat tanpa ia menunggu lama.
Senyumnya terpancar kembali karena sikap baikku
aku terus memandangi tanpa sepengetahuannya.
Mengucap syukur dapat melihat bidadari syar'i
dia lah wanita yang sangat jarang ku jumpai.
Jika tuhan menghendaki, ku ingin dapat berjumpa kembali dalam pertemuan yang lebih lama lagi.

Antara Wortel, Telur dan Secangkir Kopi



Antara Wortel, Telur dan Secangkir Kopi

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim.
Seorang gadis mengadu pada ibunya, berkeluh kesah tentang kehidupannya yang dirasa amat berat. Gadis itu tidak tahu bagaimana dia akan melalui semua itu dan merasa ingin menyerah saja. Dia merasa lelah berjuang dan menderita dalam kehidupan ini. Jika satu masalah teratasi, akan timbul masalah baru. Ibunya mengajak putrinya menuju dapur. Diisinya 3 buah panci dengan air dan direbusnya air itu dengan api yang besar. Begitu semua air mendidih, dia masukkan wortel pada panci pertama, telur pada panci ke dua, dan butiran kopi di panci terakhir. Mereka menunggu sampai ketiga air di panci kembali mendidih. Dalam 20 menit kompor-kompor dimatikan oleh sang ibu. Wortel dikeluarkan dan diletakkannya di sebuah piring. Begitu juga dengan telur dan kopi diletakkan dalam piring dan gelas berbeda. Sang ibu memandang putrinya sambil berkata : “Katakan apa yang kamu lihat.” Putrinya menjawab : “Wortel, telur dan kopi”. Ibunya meminta putrinya agar mendekat dan merasakan wortel itu. Wortel itu menjadi lembek. Ibunya kemudian meminta putrinya untuk memecahkan telur yang telah matang itu. Setelah mengupas kulitnya, dia sadar bahwa isi telur itu telah mengeras karena direbus. Akhirnya sang ibu meminta putrinya untuk meminum kopi yang telah matang. Putrinya tersenyum merasakan keharuman kopinya. “Apa arti semua ini, ibu?” tanya putrinya. Ibunya menjelaskan bahwa setiap benda-benda itu telah melewati “Kemalangan” yang sama, yaitu direbus di dalam air mendidih. Namun tiap benda punya reaksi berbeda. Wortel itu sebelumnya kuat, keras dan “tidak berperasaan”. Namun setelah direbus dia menjadi lunak dan lemah. Telur itu sebelumnya rentan, mudah pecah. Punya dinding tipis untuk melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah direbus, cairan di dalamnya menjadi keras. Sedang butiran kopi adalah fenomena unik, ia menjadi air setelah direbus.” “Termasuk yang mana kamu, anakku?” kata ibu pada putrinya. “Jika kemalangan mengetuk pintumu, bagaimana kamu meresponnya? Apakah kamu seperti wortel, sebutir telur atau biji kopi?” Camkan Hal ini wahai anakku.. Termasuk yang mana aku ini? Apakah seperti wortel yang terlihat keras namun ketika dihadang masalah dan kemalangan aku menjadi lemah dan kehilangan kekuatanku? Apakah hatiku rentan seperti isi telur, namun ketika “dididihkan” oleh kematian, perpisahan, masalah keuangan atau ujian-ujian lainnya menjadikan hatiku kuat? Apakah dinding luarku masih terlihat sama namun kini didalam aku menjadi seorang yang gigih dan berjiwa keras? Atau aku mirip dengan biji kopi? Biji kopi sebenarnya mengubah air pana s disekitarnya, yaitu keadaan yang membawanya dalam kepedihan. Ketika air mulai mendidih, maka dia mengeluarkan aroma dan rasa kopi yang nikmat. Bila keadaan menjadi kian memburuk, mampukah kalian mengubah situasi di sekitar menjadi suatu kebaikan? Ketika hari kian gelap dan ujian semakin meningkat, apakah kalian mengangkat diri sendiri ke tingkatan yang lain? Bagaimana kalian menangani masalah-masalah hidup yang datang silih berganti? Apakah kalian mirip sebuah wortel, sebutir telur atau biji kopi? Semoga kalian mempunyai cukup bekal kebahagiaan untuk membuat hidup terasa indah. Cukup ujian agar membuat kalian kuat, cukup kesusahan agar kalian lebih manusiawi, dan cukup harapan untuk membuat kalian mampu bertahan hidup. Ketika dilahirkan, bayi menangis disaat semua orang tersenyum menyambut kehadirannya. Menangkan hidup ini agar diakhir perjalanan nanti kita bisa tersenyum ketika semua orang disekitar menangis. Dunia ini memang panggung sandiwara, kita dan semua yang kita lihat hanyalah ilusi yang penuh dengan kiasan-kiasan. Kita bukan siapa-siapa, kita bukanlah seperti yang kita sangka. Kita hanyalah bayangan-bayangan, pujilah Dia Yang mampu membuat bayangan-bayangan bisa mendengar, melihat, merasa, berbicara, dan berbuat apa saja. Bukalah hati, mata dan pikiranmu semasa di dunia, karena siapa yang buta hatinya di dunia, di akhirat n anti akan semakin dibuat buta oleh Tuhan-nya? Wallahua’lam bish Shawwab ... . ... 

AKU TIADA AKU



AKU TIADA AKU

Aku bukanlah aku,
ilmuku bukanlah ilmuku
tampanku bukanlah tampanku
hebatku bukanlah hebatku
kuatku bukanlah kuatku.
Mampuku bukanlah mampuku
Rezekiku bukanlah rezekiku

aku hanyalah kosong tak berarti
ilmuku hanyalah amanah dari NYA
tampanku hanyalah sementara
hebatku hanyalah takkan lama
kuatku hanyalah bagian Kuasa NYA
mampuku hanyalah kehendaknya semata
rezekiku hanyalah titipan sang kuasa

Senin, 20 Mei 2013

Gembok dan anak kunci



Gembok dan anak kunci
"Sebuah Gembok tidak pernah diproduksi tanpa anak kunci.
Begitu pula ketika Tuhan memberikan sebuah persoalan
maka sesungguhnya Dia sudah punya jawaban untuk persoalan tersebut"
"Berbicaralah dari hati, maka ketulusan hati kita akan tersalurkan ke lawan bicara kita lewat kata-kata."
"Setiap kali kita membantu sesama sebenarnya kita sedang menaburkan benih-benih kebaikan yang hasilnya akan kita panen sendiri

"KITA AKAN MENUAI APA YANG KITA TANAM"



"KITA AKAN MENUAI APA YANG KITA TANAM"
 Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
Pada suatu hari, seorang pemilik perusahaan ternama dan sekaligus sebagai presiden direkturnya yang sudah berusia lanjut tiba-tiba muncul di kantornya sekitar jam 07.00 pagi. Para pimpinan dan karyawan perusahaan tersebut terkejut karena tidak biasanya sang Bos datang ke kantor sepagi itu. Biasanya ia hadir paling cepat setelah waktu zuhur atau makan siang. Itupun tidak setiap hari. Paling hanya tiga atau empat hari sepekan. Semua yang meilihat kedatangan sang pemilik perusahaan tersebut bertanya-tanya dalam diri : Ada apa gerangan? Pasti ada sesuatu yang amat penting yang terjadi. Namun tak seorangpun yang dapat menerka apa sesugguhnya yang terjadi atau apa yang ada dalam benak kakek sang milyuner itu. Di pagi yang cerah itu, ternayata beliau membawa sebuah gagasan besar yang tergolong berani. Gagasan tersebut bahwa ia telah memutuskan untuk mundur memimpin perusahaan yang ia bangun sendiri dan pimpin sejak 30 tahun lalu. Yang menarik lagi ialah, ia tidak mau menyerahkan kepemimpinan perusahaannya kepada anak-anaknya, karena takut tidak dikelola secara professional. Keputusan itu ia ambil setelah melihat perusahaan- perusahaan yang dikelola oleh generasi kedua, rata- rata hancur, kecuali sedikit yang sukses. Hal tersebut disebabkan karena anak atau generasi kedua tidak merasakan betapa sulitnya membangun sebuah usaha sehingga tidak memahami seluk beluknya secara detail. Ditambah lagi, biasanya, anak-anak orang kaya merasa tinggi hati karena sejak lahir sudah hidup sebagai anak orang kaya dan dihormati banyak orang. Keputusan tersebut dianggap banyak orang sebagai keputusan kuno, namun sang kakek kaya itu tetap dengan pendiriannya, kendati sudah dinasehati sebelumnya oleh bebrapa sahabatnya. Ia berpendapat, biarlah hasil perusahaan ini akan menjadi warisan bagi keturunannya kelak. Untuk itu, perusahaan harus selalu dalam kondisi yang kuat dan stabil. Anak-anaknya ia motivasi dan bantu membangun bisnis sejak dari awal sehingga memahami betapa sulitnya merintis sebuah bisnis itu. Dengan demikian, mereka akan merasakan dan menghormati jerih payah orang tuanya dan para karyawan yang setia mendampinginya sejak perusahaan tersebut dirintis 30 tahun silam. Walhasil, setelah duduk sekitar setengah jam di ruangannya yang asri dan dipenuhi lukisan ayat- ayat Al-Qur’an itu, ia memanggil sekretarisnya agar memberitahukan kepada para manager, general manager (GM) dan segenap pimpinan lainnya untuk masuk ke ruang rapat jam 08.00 tepat, karena ada hal yang amat penting yang akan ia sampaikan. Mendengar pesan tersebut, sang sekretaris tentu merasa dag dig dug juga sambil berfikir keras apa gerangan yang akan disampaikan sang Bosnya. Saat jarum Jam menunjukkan jam 08.00, dengan tenang sang kakek kaya itu keluar dari ruangnya dan menuju ke ruang pertemuan yang terletak tidak jauh dari ruangannya. Saat masuk ruang rapat, ia mengetuk pintunya dengan halus sambil mengucapkan salam : Assalamu alalikum! Semua yang hadir serentak menjawab : Waalaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh… Setelah duduk, sang kakek menympaikan ucapan permohonan maafnya atas undangan rapat yang mendadak itu, kemudian ia menjelaskan tujuan undangan rapat tersebut sebagai berikut “Saudara-saudara yang dirahmati Allah dan yang saya cintai. Tiba saatnya saya mengundurkan diri dari jabatan sebagai Direktur Utama di perusahaan ini. Saya akan memilih di antara kalian yang akan menggantikan posisi yang cukup berat ini. Saya yakin, berdasarkan pengamatan saya selama ini, kalian semua pantas dan mampu menerima amanah yang akan saya berikan. Pasti di antara kalian ada yang terbaik. Maka siapa di antara kalian yang terbaik, maka dialah yang akan saya kukuhkan sebagai pengganti saya. Semua yang hadir terlihat kaget dan kebingungan mendengarkan pernyataan dan keterangan Bos mereka. Sungguh tidak pernah mereka duga betapa hebatnya sang pemimpin mereka dan jarang mereka mendengar kasus seperti itu. Merekapun harap- harap cemas. Berharap terpilih dan pada waktu yang sama juga merasa gamang kalau sekiranya benar-benar terpilih menjadi pimpinan tertinggi perusahaan yag cukup besar tersebut, karena belum pernah terbayang sebelumnya. Kemudian sang pemilik perusahaan tersebut melanjutkan pembicaraannya : Sekarang kita berada pada akhir tahun hijiriyah, bulan Zulhijjah. Saya akan melakukan tes terhadap semua yang hadir di raungan ini, tanpa melihat posisi dan jabatan. Karena saya yakin kalian semua adalah calon-calon pemimpin yang layak untuk memimpin perusahaan ini. Tes yang akan saya berikan sangat sederhana. Nanti di awal tahun depan, yakni tepatnya tanggal 1 Muharam, kita berkumpul lagi di tempat ini pada jam yang sama. Saat itu saya akan menilai siapa yang terbaik di antara kalian yang akan saya kukuhkan menjadi pimpinan perusahaan ini. Adapun tes yang akan kalian jalankan ialah, bahwa setiap yang hadir di sini akan saya berikan satu benih tanaman yang sudah saya siapkan. Benih tersebut kalian bawa pulang, kemudian ditanam di rumah masing-masing dan dirawat bersama istri dan keluarga. Tanaman siapa yang paling baik, paling subur dan yang paling tinggi, maka dialah yang berhak menjadi pemimpin perusahaan ini. Nanti pada tanggal satu Muharram, pada jam yanga sama dengan sekarang masing-msing kalian membawa hasil tanamannya. Di antara yang hadir, ada seorang manager muda bernama Karim. Seperti rakan-rekannya yang lain, Karim-pun membawa pulang benih yang diberikan sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja. Sesampai di rumah, ia menceritakan meeting mendadak dengan Bosnya tadi kepada istrinya. Istrinya sangat terharu sambil berharap semoga suaminyalah yang terpilih kelak menjadi pimpinan perusahaan itu. Istrinya segera menyiapkan temapat penyemaian benih tersebut, lalu mengambil tanah yang terbaik dari belakang rumahnya. Bahkan dia segera ke tempat penjualan perlengkapan pertanian di daerahnya tinggal dan membeli pupuk secukupnya. Sepasang suami istri ini setiap hari mengamati perkembangan yang terjadi pada tanamannya. Namun sayang, benih yang ditanam tak kunjung tumbuh. Hari berganti hari, pekan berganti pekan. Tidak terasa mereka sudah berada pada pekan ketiga. Setiap bertemu dengan teman-teman yang hadir dalam meeting mendadak tersebut, Karim merasa minder karena tidak ada info membanggakannya. Teman-temannya yang lain pada semangat bercerita bahwa tanaman mereka sudah tumbuh dengan baik dan bahkan ada yang dengan bangganya mengatakan bahwa tanamannya sudah setinggi lututnya. Karim tetap saja diam dan bahkan terlihat sedih. Akhirnya, sampailah waktu yang dijanjikan. Tanggal satu Muharrampun tiba. Setelah pulang salat subuh dari masjid dekat rumahnya, ia berkata pada istrinya bahwa ia tidak akan masuk kantor karena malu dan tidak ada yang bisa ia perlihatkan pada Bosnya. Kenapa? Benih yang diberikan sang Bos tak kunjung tumbuh, apalagi sampai setinggi lutut, seperti cerita salah seorang temannya. Mendengar pernyataan itu, istrinya mencoba meyakinkan suaminya bahwa ia harus pergi ke kantor hari ini kendati tidak membawa tanaman yang sdah tumbuh dengan subur. Lalu istrinya berkata : Biarlah teman-teman bapak membawa tanamannya yang subur itu. Bapak harus jujur kalau ditanya Bos nanti katakan saja yang sebenarnya bahwa kita sudah bekerja maksimal, kendati hasilnya tidak seperti apa yang diharapkan. Bapak harus bangga membawa kejujuran kemana-mana, ucap istrinya. Mendengar nasehat sang istri, Karim memberanikan diri berangkat ke kantornya hari itu, kendati hatinya was-was dan khawatir tidak akan bisa bicara apa- apa saat pertemuan dengan sang Bosnya nanti. Sesampai di kantor, Karim segera menuju ruang pertemuan yang telah disepakati. Karim semakin tak berkutik saat melihat tanaman teman-temanya sangat subur dan bahkan ada yang setinggi lutut, kendati umurnya baru satu bulan. Dengan tenang Karim meletakkan wadah tempat penyemaian benih dengan tanah yang ada di dalamnya, kendati tidak tampak sedikitpun tanda- tanda kehidupan di dalamnya. Tentu saja semua mata yang hadir tertuju kepada wadah yang dibawa Karim sambil keheranan. Bahkan ada yang berkomentar sinis : Mana tanamannya? Dimakan kambing kali? Namun Karim tetap tenang dan tidak melayani komentar mereka sedikitpun, kendati ia merasakan badannya sedang panas dingin. Tak lama kemudian, pada jam 08.00 tanggal satu Muharram, sang Direktur Utama masuk ruangan sambil mengucapkan salam : Asalamu alalaikum! Semua serentak menjawab : Walaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh… Kemudian ia melanjutkan pembicaraannya : Saudara- saudara sekalian, saya sangat bahagia melihat tanaman yang kalian bawa. Dari benih yang saya berikan sebulan yang lalu. Kalian berhasil menanam dan merawatnya dengan baik sampai menjadi seperti ini. Sungguh sangat membanggakan. Pada hari ini saya akan menetukan siapa di antara kalian yang paling terbaik yang akan saya jadikan sebagai Direktur Utama yang akan menggantikan jabatan saya. Mendengar pujian sang pemimpin tersebut semua mereka menampakkan di wajah mereka tanda kegembiraan dan senyuman. Di antara mereka ada yang bertakbir : Allahu Akbar…. Alllahu Akbar… Allahu Akbar.. Kecuali Karim, duduk di belakang sambil negalamun dan bersedih hati. Dalam suasana gembira tersebut tiba-tiba sang Pemilik perusahaan itu melihat salah seorang managernya yang bernama Karim duduk di belakang sambil terlihat di wajahnya perasaan sedih dan malu. Ia berbisik dengan sekretarisnya sambil meminta Karim menghadapnya sekarang juga. Setelah sekretaris tersebut menyampaikan pesan Presiden Direkturnya, Karim terperanjat dan pucat sambil berkata dalam dirinya : Tamat sudah karirku di perusahaan ini. Setelah Karim menghampiri sambil mengucapkan salam, sang Direktur Utama mempersilahkan Karim duduk di samping kursinya dan meminta untuk memperlihatkan kepada teman-temannya wadah yang hanya berisi tanah dan tak ada tanaman sama sekali. Teman-teman Karimpun memberikan sikap yang beragam. Mereka semua berdiri sambil mata mereka tertuju pada wadah yang diperlihatkan Karim. Ada yang mencibirkannya. Ada pula yang berkata : Mana tanamannya? Dimakan kambing kali ye? Kata mereka, sambil menunjukkan jari ke arah wadah yang dibawa karim. Suasana menjadi sedikit gaduh. Sang pemilik perusahan diam tampa berucap sepatah katapun. Perasaan Karim semakin tak menentu. Sedih, malu dan bercampur marah. Namun demikian, Karim tetap bisa menahan emosinya dan samabil berkata dalam hatinya : Inilah saya… Setelah beberapa saat, sang pemilik perusahaan angkat bicara ; Saudara-saudara sekalian. Dimohon semuanya duduk ditempat masing-masing. Saudara Karim, silahkan sekarang Anda beridiri. Saya akan menyampaikan sesuatu yang sangat penting seperti janji saya sebulan yang lalu. Setelah menimbang dan mengamati hasil tes yang saya berikan kepada kalian, maka dengan ini saya putusakan yang akan menjadi pimpinan kalian mulai hari ini adalah teman kalian yang berdiri di samping saya ini; saudara Kaaariiiim… Semua yang hadir merasa terpukul dan bertanya- tanya; kenapa Karim yang dipilih? Padahal dia tidak membawa tanaman, kecuali hanya wadah dan tanah yang ada di dalamnya. Bukankan dia typical manager yang gagal? Banyak lagi komentar sinis lainnya yang bermunculan.. Kemudian sang pimpinan melanjutkan pembicaraannya : Tahukah kalian, bahwa semua benih yang saya berikan kepada kalian sebulan yang lalu adalah bibit yang rusak, dan tidak mungkin bisa tumbuh, apalgi menjadi besar seperti yang kalian perlihatkan hari ini. Kesimpulan saya, Karim adalah tipical pemimpin yang jujur. Sebab itu, pada hari ini, saya tetapkan ia menjadi Direktur Utama yang akan menggantikan posisi saya dan yang akan bertanggung jawab penuh menjalankan perusahaan ini ke depan. Sebelum menutup meeting kita hari ini, saya mengucapkan terima kasih pada kalian semua dan saya ingin memberikan sedikit nasihat untuk menjadi bekal hidup kalian semasa menjalankan kehidupan dunia ini : • Jika kita menanam amanah, maka kita akan menuai kepercayaan .. • Jika kita menanam kebaikan, maka kita akan menuai persahabatan .. • Jika kita menanam tawadhu’ (kerendahan hati), maka kita akan menuai penghormatan .. • Jika kita menanam rasa hormat, maka kita akan menuai kemuliaan .. • Jika kita menanam kesungguhan, maka kita akan menuai kesuksesan .. • Jika kita menanam keimanan, maka kita akan menuai ketenangan.. • Jika kita menanam kebohongan, maka kita akan menuai bencana.. Sebab itu, berhati-hatilah! Apa yang kita tanam hari ini, pasti di suatu saat nanti kita akan menuainya sendiri.. Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarokatuh … Wallahu’alam bishshawab, .. Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ... .

MULIA engkau Muhammad



MULIA engkau Muhammad
Ya rasulullah, seperti apa keindahanmu.
ya rasulullah, seperti apa kemuliaanmu.
ya rasulullah, seperti apa keagunganmu.
Ya rasulullah, seperti apa keluhuranmu.
Sungguh tiada terkira semua itu, tiada tergambarkan..
Ya allah sang khaliq, pertemukan hamba pada makhluk mulia baginda rasulullah dalam keadaan sepantas pantasnya.
Izinkan kelak hamba dapat mencium telapak tangan rasulullah muhammad yaa allah,
izinkan kelak hamba dapat memeluk erat rasulullah muhammad yaa allah,
itulah ungkapan terimakasih hamba padanya muhammad
sungguh besar dosa hamba, sungguh

WANITA dan ILALANG



WANITA dan ILALANG

Terlihat Ilalang berbaris rapi dsana,
berjejer penuh disekitar pedesaan.
Tertiup angin yang berhembus seketika,
bergoyang lincah lemah gemulai
terlihat sesosok wanita dibalik kerumunan ilalang yang mengelilingi
ia menari bersama ilalang disana
mengikuti irama angin yang berhembus sepoi
seakan menyatu pada suasana sore hari dipadang ilalang
Ilalang terus bergoyang dengan anggun
bersama wanita itu, keceriaan terpancar diwajahnya,
menikmati aluanan irama ilalang yang seakan menyanyi untuknya.
Perasaan yang terselubung dalam hatinya
menyatu pada suasana indah itu tanpa dimengerti oleh orang sekitarnya.
Namun ketika tibanya malam hari, wanita itu bersedih
raut wajahnya berubah masam, berjalan pulang kerumah dengan perlahan
seperti tanpa harapan dan asa, berharap esok sore hari segera datang kembali.
Yah begitulah ia, hanya ialalang teman bermainnya,
teman untuk mencurahkan perasaan hati dan saling berbagi kisah hidupnya.
Ia seperti berada didunia lain. Bersama dengan teman ilalangnya.

Terima kasih



Terima kasih
Terima kasih selalu menyalahkanku
terima kasih tak mau mendengarkanku
biarkan semua kau limpahkan padaku.
Aku selalu begitu dimatamu.
Acap kali aku kau tuduh
meski aku bukan seperti itu
tapi percuma kondisi selalu menyertku
hinggu aku menjadi tertutuduh.
Bisakah aku lari pada kondisi ini,
smua msalah yang menindih hidupku.
Tak ada ruang untuk bernafas lega.
Jika ku masih berada ditempat ini.

SYAIR INDAH JIKA ADA MUHAMMAD



SYAIR INDAH JIKA ADA MUHAMMAD

Tahukan andaikata ada 1000 penyair
yang dengan mahirnya menyanjung seseorang
hingga "besarlah", "agunglah" bahkan "mulialah" orang tersebut karena syair itu,
maka syair itu adalah HAL BIASA.
Namun perlu diketahui jika ada 1 orang penyair yg dengan syairnya menyanjung akhlaq dan budi daripada rasulullah nabi muhammad SAW
maka justru syair tersebut yang menjadi "besar", "agung" dan "mulia" karena terdapat nama nabi muhammad SAW.

nabi muhammad SAW adalah makhluk yg paling agung, yang paling mulia hingga tak dapat diantara kita dapat mensifatkan beliau dengan apapun, 

" Si Tukang Cukur Mencari Tuhan "



" Si Tukang Cukur Mencari Tuhan "

Si tukang cukur mencari tuhan, ini adalah kisah singkat antara tukang cukur dan konsumennya. Mari kita simak cerita berikut ini. Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”. “Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” . “Jika TUHAN itu ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”. “Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur. Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar, kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat. Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
 “Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”. “Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!
Tidak!” elak si konsumen. “Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana, si konsumen menambahkan.
Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur. “Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, kenapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri. “COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen. “Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.
Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti. Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.? Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada- NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..? Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.” Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..kenapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar diberi petunjuk dan dhindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”

Indahmu tiada banding



Indahmu tiada banding
Seratus langkah
ku pijakkan dimuka bumi,
beribu tetes keringat
 ku tuangkan diselanya
masih saja tak dapatsetara semua itu
dengan semua yang indah dalam dirinya.

Sahabat ibarat keran



Sahabat ibarat keran
Sahabat adalah tetesan air pada keran
setiap tetesan yang keluar adalah sebuah kesan yang bermakna
namun ada kalanya ia akan berhenti menetes
meski begitu janganlah sedih bukan karena ia tak ingin lagi memberi kesan terindah
hanya saja mencari waktu yang tepat untuk dapat kembali hadir dengan kesan-kesan bermakna lainnya.

Terjebak oleh cinta



Terjebak oleh cinta
ku terjebak tak dapat keluar
dari sebuah perasaan hati
korban sihir pandangan pertama
sulit menghapus, sulit melupa
begitu magis perasaan itu
hingga mata tak dapat terpejam
teringat ia sosok wanita berlian
begitu anggun begitu berkesan
ah, apakah ini semua nyata
sebab dulu ku tak percaya
pandangan sesaat menjadi suka
semoga saja hanya sekedar suka

SENJAMU



SENJAMU

Ku lihatmu sendiri di ujung jalan raya,
mengapa kau sendiri
seperti orang kehilangan jati diri
kau berjalan seperti kehilangan tongkat
tak tahu arah, mengikuti pusaran angin yang berhembus disekitarmu.
Raut wajahmu menggambarkan suasana hati yang begitu bimbang
hingga ku lihat tetasan air mata berlinang jatuh dan mengalir di pipi itu.
Tatapanmu yang begitu sayup
menciutkan hatiku untuk mendekatimu.
Bibir yang indah itu kering dan mata yang lentik itu menjadi bengkak oleh karena air mata yang terkadang menetes
kudekatimu untuk menghiburmu
namun dirimu seperti hilang dan entah apa yang kau pikirkan sulit untuk ku terka
kau simpan tak ingin berbagi.
Beban hidup yang kau jalani
walau kau mencoba untuk tangguh
ku percaya kau dapat melaluinya.

Perjumpaan tak terduga



Perjumpaan tak terduga
Melihatnya dari kejauhan
melihatnya dalam dalam
cukup membuatku heran
hinggaku tercengang.
Melangkah kearahku perlahan
melemparkan senyuman kepadaku
aku masih terdiam dan memperhatikan
tak terasa bergetar seluruh tubuhku.
Sesampainya ia, terhentilah langkah
menyapa lemah bersuara lembut
hening dan terdiam tanpa kata
mencoba menyadarkan diri sendiri
"siapa siapa dan siapa"
berpura pura telah mengetahuinya
mencoba adaptasi pada kondisi
hening hilang nyamanpun datang
hati begitu semakin tertekan
karna sikap yang membingungkan
mencari titik celah yang sangat tepat
mengungkapkan seluruh isi pikiran
"siapa kamu hingga begitu mengenalku"
terucaplah kata sedari tadi tersimpan
akhirnya dapat terlayangkan pertanyaan
kembali hening namun didapat kenyataan
"oh dia... dia... dia..."
teman bermain diwaktu kecil
dia wanita yang dulu kecil mungil
kini menjadi wanita angung gemulai.
Perjumpaan indah aku dan dia
cukup mengadukan sluruh perasaan
meski terpisah namun kan dikenang
awal mula cinta dan persahabatan.

KISAH 'MALAIKAT KECIL' PENUNJUK JALAN KE SURGA



KISAH 'MALAIKAT KECIL' PENUNJUK JALAN KE SURGA
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
Ada kisah menarik tentang semangat dakwah yang disampaikan oleh DR. Muhammad Ratib an-Nabulsy saat Khutbah Jum’at tertanggal 2 Juli 2011 .sebuah kisah Inspiratif terjadi di Amsterdam yang sangat menarik untuk disimak.

Menjadi kebiasaan di hari Jum’at seorang Imam Masjid dan anaknya yang berumur 11 tahun membagi brosur di jalan-jalan dan keramaian, sebuah brosur dakwah yang berjudul “Thariiqun ilal jannah” (Jalan menuju Jannah). Tapi kali ini, suasana sangat dingin ditambah rintik hujan yang membuat orang benar-benar malas untuk keluar rumah. Si anak telah siap memakai pakaian tebal dan jas hujan untuk mencegah dinginnya udara
lalu ia berkata kepada sang Ayah, “Saya sudah siap,
ayah!” “Siap untuk apa Nak?
Ayah, bukankah ini waktunya kita menyebar brosur “Jalan menuju Jannah’?
 Udara diluar sangat dingin, apalagi gerimis, saya tidak tahan dengan suasana dingin diluar “
tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang berjalan menuju neraka!” “Ayah jika diizinkan saya ingin menyebar brosur sendirian,”
Sang ayah diam sejenak lalu berkata, “Baiklah, pergilah dengan membawa beberapa brosur yang ada
“ Anak itupun keluar ke jalanan kota membagikan brosur kepada orang yang dijumpainya, juga daru pintu ke pintu. Dua jam berjalan, dan brosur hanya tersisa sedikit saja. Ia pu mendatangi sebuah rumah untuk membagikan brosur itu. Ia pencet tombol bel rumah, namun tak ada jawaban. Ia pencet lagi, dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi, namun seakan ada suatu rasa yang menghalanginya. Untuk kesekian kalinya ia kembali memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan keras. Ia tunggu beberapa lama, hingga pintu terbuka pelan. Ada wanita tua keluar dengan raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam.
Wanita tua itu berkata “ Apa yang bisa dibantu wahai anakku?” Dengan wajah ceria, senyum yang bersahabat si anak berkata” Nek, mohon maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya inging mengatakan, bahwa Allah mencintai anda dan akan menjaga Anda, dan saya membawa brosur untuk Anda yang menjelaskan bagaimana Anda mengenal Allah, apa yang harus dilakukan manusia dan bagaimana memperoleh ridha-Nya.” Anak itu menyerahkan brosurnya dan sebelum ia pergi , wanita itu sempat berkata “Terimakasih Nak” Sepekan kemudian, ... Usai sholat jum’at seperti biasa Imam masjid berdiri dan menyampaikan sedikit tausiah, lalu berkata “ Adakah diantara hadirin yang ingin bertanya , atau ingin mengutarakan sesuatu ?” Dibarisan belakang, terdengar wanita tua berkata, “Tak ada diantara hadirin ini yang mengenaliku, dan baru kali ini saya datang ketempat ini. Sebelum jum’at yang lalu saya belum menjadi seorang muslimah dan tidak berfikir menjadi sepertin ini sebelumnya. Sekitar sebulan yang lalu suamiku meninggal dunia, padahal ia satu-satunya orang yang kumiliki di dunia ini. Hari jum’at yang lalu, saat udara sangat dingin dan diiringi gerimis, saya kalap, karena tak tersisa lagi harapanku untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi, lalu saya membawanya ke kamar atas dirumahku. Saya ikat satu ujung tali dikayu atap. Saya berdiri dikursi, lalu saya kalungkan ujung tali yang satunya keleher, saya memutuskan untuk bunuh diri.” Tapi, tiba-tiba terdengar olehku suara bel rumah dilantai bawah. Saya menunggu sasaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi”, batinku. Tapi ternyata bel berdering lagi dan kuperhatikan ketukan pintu semakin keras terdengar. Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher, dan saya turun untuk sekedar melihat siapa yang mengetuk pintu. Saat kubuka , kulihat seorang bocah berwajah ceria, dengan senyuman laksana malaikat dan aku belum pernah melihat anak seperti itu. Ia mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh sanubariku, “ saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai anda dan akan menjaga anda” kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yang berjudul “Jalan menuju Jannah” Akupun segera menutup pintu, aku memulai membaca isi brosur. Setelah membacanya, aku naik ke lantai atas, melepaskan ikatan tali di atap dan menyingkirkan kursi. Saya telah mantap untuk tidak memerlukan itu lagi selamanya. Anda tahu, sekarang ini saya benar-benar merasa sangat bahagia, karena bisa mengenal Allah yang Esa, tiada ilah yang haq selain Dia. Dan karena alamat markaz Dakwah tertera dibrosur itu, maka saya datang kesini sendirian untuk mengucapkan pujian kepada Allah, kemudian berterima kasih kepada kalian, khususnya ‘malaikat ‘ kecil yang telah mendatangiku pada saat yang tepat. Mudah-mudahan itu menjadi sebab selamat saya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan jannah yang abadi. Mengalirlah air mata para jamaah yang hadir di Masjid, gemuruh takbir. Allahu Akbar. Menggema diruangan. Sementara sang Imam turun dari mimbarnya, menuju shaff paling depan, tempat dimana puteranya yang tak lain ‘malaikat’ kecil itu duduk. Sang ayah mendekap dan mencium anaknya diringi tangisan haru. Allahu Akbar ..

Penjeda film utama



Penjeda film utama
Khayal ku hapus dari memori
tak perlu ku simpan ini bayangan semata.
Itu bukanlah masa depan,
bukan pula mimpi yang perlu diraih.
Ia Hanyalah iklan penjeda film utama,
tak perlu fokus, tak perlu serius.
Langsung kepada di depan.
Menatap maju tak perlu henti.

Keajaiban



Keajaiban
sampai kapan aku bisa bertahan.
Hidup berat cobaan menghantam.
Berjalan saja kian melelahkan.
Sampai kapan aku bisa bertahan.
Kiri dan kanan selalu menghujat.
Setiap perbuatan tak ada harganya
lihat saja dan lihat saja
apa yang aku bisa lakukan...
Dan apa yang bisa ia lakukan...

LIRIHAN HATI



LIRIHAN HATI
Jatuh terhempas namun tak goyah
bangun terbang mencoba menghadang
lirih gemuruh suara terdengar seram
tak acuhkan anggap itu hanya perasaan
sekarang sakit kini mulai terasa
mengalir dari kaki hingga kepala
siapa kira ku seorang yang tahan
karena kini ku jatuh tergeletak
kaku tanpa adanya perasaan

TANPA ARAH



TANPA ARAH
Disaat melangkah tanpa arah
Masih terlintas apakah pantas
maju kedepan meninggalkan belakang
pikiran terhenti sambil bermimpi
ini cukup membuatku geli
haruskan ku membangunkan diri.
Mencoba merasa baik baik saja
tapi kondisi tak cukup baik
melihat itu aq terkulai kaku

Dia Si DIA



Dia Si DIA
Dia berjalan,
begitu tegapnya begitu anggunnya.
Dia tersenyum
begitu cantiknya begitu indahnya
Dia menyapa
begitu sopannya begitu lemanya
Dia tertawa
begitu riangnya begitu mempesona
Dialah wanita pujaan hati pujaan lelaki
Dialah wanita yang pandai menghiasi diri
Dialah itu wanita yang selama ini q impikan

Kisah petani yang sabar dan berpendirian



Kisah petani yang sabar dan berpendirian

Bismillahirrahmanirrahim
Ada seorang petani miskin memiliki seekor kuda putih yang sangat bagus & gagah. Suatu hari, seorang saudagar kaya ingin membeli kuda itu & menawarkan harga yang tinggi. Sayang si petani miskin itu tidak menjualnya. Teman-temannya menyayangkan & mengejek dia karna tidak menjual kudanya itu. Keesokan hari nya, kuda itu hilang dari kandangnya.
Maka teman-temannya berkata : sungguh jelek nasibmu, padahal kalau...kemarin di jual kamu kaya, sekarang kudamu sudah hilang. Si petani miskin hanya diam saja. Beberapa hari kemudian, kuda si petani kembali bersama 5 ekor kuda lainnya. Lalu teman-teman nya berkata : wah beruntung sekali nasibmu, ternyata kudamu membawa keberuntungan. Si petani hanya diam saja. Beberapa hari kemudian, anak si petani yg sedang melatih kuda-kuda baru mereka terjatuh dan kakinya patah. Teman-temannya nya berkata : rupanya kuda-2 itu membawa sial, lihat sekarang anakmu kakinya patah. Si petani tetap diam tanpa komentar. Seminggu kemudian terjadi peperangan di wilayah itu, semua anak muda di desa dipaksa untuk berperang, kecuali si anak petani karna tidak bisa berjalan. Teman-teman nya mendatangi si petani sambil menangis : beruntung sekali nasibmu karna anakmu tidak ikut berperang, kami harus kehilangan anak-anak kami. Si petani kemudian berkomentar : Janganlah terlalu cepat membuat kesimpulan dgn mengatakan nasib baik atau jelek, semuanya adalah suatu rangkaian proses. Syukuri & terima keadaan yg terjadi saat ini, apa yang kelihatan baik hari ini belum tentu baik untuk hari esok. Apa yang buruk hari ini belum tentu buruk untuk hari esok. Tetapi yg PASTI : ALLAH paling tahu yg terbaik buat kita.. 

Kisah abu nawas menasehati muridnya



Kisah abu nawas menasehati muridnya
B I S M I L L A H
Abu Nawas sebenarnya adalah seorang ulama yang alim. Tak begitu mengherankan jika Abu Nawas mempunyai murid yang tidak sedikit. Diantara sekian banyak muridnya, ada satu orang yang hampir selalu menanyakan mengapa Abu Nawas mengatakan begini dan begitu.

Suatu ketika ada tiga orang tamu bertanya kepada Abu Nawas dengan pertanyaan yang sama. Orang itu pertama mulai bertanya,

“Manakah yang lebih utama, orang yang mengerjakan dosa-dosa besar atau orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil?”
 Orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil.”jawab Abu Nawas.
 Mengapa ?” kata orang pertama.
“Sebab lebih mudah diampuni oleh Tuhan.” kata Abu Nawas. Orang pertama puas karena ia memang yakin begitu. Orang kedua bertanya dengan pertanyaan yang sama, yaitu seperti yang diatas.
“Orang yang tidak mengerjakan keduanya”. Jawab Abu Nawas.
“Mengapa?” kata orang kedua.
 “Dengan tidak mengerjakan keduanya, tentu tidak memerlukan pengampunan dari Tuhan”. kata Abu Nawas. Orang kedua langsung bisa mencerna dan memahami jawaban Abu Nawas tersebut. Orang ketiga pun bertanya dengan pertanyaan yang sama seperti diatas. Abu Nawas lalu menjawab;
“Orang yang mengerjakan dosa-dosa besar”.
Mengapa?” kata orang ketiga.
Sebab pengampunan Allah kepada hambaNya sebanding dengan besarnya dosa hamba itu”. jawab Abu Nawas. Karena belum mengerti seorang murid Abu Nawas bertanya. “ Mengapa dengan pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban yang berbeda?”. “ Manusia itu dibagi tiga tingkatan. Tingkatan mata, tingkatan otak, dan tingkatan hati”. “Apakah tingkatan mata itu?” tanya murid Abu Nawas.
Anak kecil yang melihat bintang dilangit, ia mengatakan bintang itu kecil karena ia hanya menggunakan mata”.
 “Apakah tingkatan otak?” tanya murid Abu Nawas.
 Orang pandai yang melihat bintang, ia mengatakan bintang itu besar karena ia memiliki pengetahuan.” jawab Abu Nawas.
“Lalu apakah tingkatan hati itu?” tanya murid Abu Nawas.
 “ Orang pandai dan mengerti yang melihat bintang di langit. Ia tetap mengatakan bintang itu kecil walaupun tahu bintang itu besar. Karena bagi orang yang mengerti tidak ada sesuatu apapun yang besar, melainkan dengan ke Maha Besaran Allah.”
kini murid Abu Nawas mulai mengerti mengapa pertanyaan yang sama bisa menghasilkan jawaban Yang berbeda. Ia bertanya lagi. “ Wahai guru, mungkinkah manusia bisa menipu Tuhan?
Mungkin?” jawab Abu Nawas.
 “Bagaimana caranya?” tanya murid Abu Nawas ingin tahu.
“ Dengan merayuNya melalui pujian dan doa.” kata Abu Nawas.
“Ajarkanlah doa itu padaku wahai guru.” pinta murid Abu Nawas.
“Doa itu adalah: Ilahi lastu lil firdausi ahla, wala aqwa ‘alan naril jahimi, fahabli taubatan waghfir dzunubi, fa innaka ghafiruz dzanbil ‘azhimi. Artinya : “Wahai Tuhanku, aku ini tidak pantas menjadi penghuni surga, tetapi aku tidak akan kuat terhadap panasnya api neraka. Oleh sebab itu terimalah tobatku serta ampunilah dosa-dosaku. Karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang mengampuni dosa-dosa besar.”