WELCOME IN MY BLOG...

Terima kasih anda telah bersedia mengunjungi blog pribadi saya...Sungguh kehormatan yang begitu besar buat saya... Semoga anda bisa memberikan koment-koment yang berarti buat saya. dan semoga kita bisa belajar bersama untuk memaknai kehidupan

Salam hangat

sandri/akang john

about me

Foto Saya
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
aku adalah seseorang yang sedang mencari jati diri, dan pembekalan hidup utk menghadap sang rabb...oleh karna itu, ku selalu belajar, dan terus belajar untuk memaknai hidup,mencoba menyelesaikan permasalahan2 yang ku temui dan sharing kepada orang lain kemudian berbagi kepada orang lain mengenai pengalamanku itu... semoga apa yang ku lakukan dapat bermanfaat bagi orang lain...amien

Senin, 22 Juni 2015

KISAH PAKU DAN PAPAN KAYU

KISAH PAKU DAN PAPAN KAYU


Terdapat sebuah cerita mengenai seorang anak yang begitu pemarah dan seorang ayah yang sederhana. Sang ayah melihat sikap anaknya yang suka sekali berkata atau berbuat kasar terhadap temannya, sahabat atau bahkan orang yang dia sayangi. Melihat sikap sang anak selalu yang seperti itu,

Suatu hari sang ayah berkata kepada anaknya. Ayah : Anak Ku. Kuberikan engkau sebuah papan kayu, paku dan palu. Ingatlah. Setiap kali dirimu merasakan amarah yang begitu besar. Hujamkan paku ini kepada papan kayu yang sudah kuberikan. Dan berhentilah disaat engkau sudah merasa lelah untuk menancapkan paku – paku tersebut. Sang anak menerima pemberian ayahnya. Namun didalam hati, terdapat sebuah pertanyaan. Akhirnya. Setiap saat sang anak merasakan kekesalan atau amarah, dia memaku papan kayu tersebut dengan sekuat tenaga.


Satu  Bulan pertama terdapat begitu banyak paku. Satu  Bulan kemudian tancapan paku mulai berkurang. Beberapa minggu kemudian. Sang anak benar-benar merasa lelah dan ingin berhenti memaku papan kayu tersebut. Dan berkatalah anak kepada ayahnya. Anak : Ayah, ini aku kembalikan paku, palu beserta papan kayu yang telah ayah berikan untuk aku. Ayah tersenyum dan berkata : Sekarang, coba engkau cabut paku-paku yang sudah tertancap di papan kayu tersebut. Jika sudah, berikan kembali papan kayu itu kepadaku. Anak kembali terbingung. Akhirnya, satu persatu paku tersebut dicabut oleh sang anak dan terkumpullah begitu banyak paku. Setelah selesai. Anak memberikan papan kayu tersebut kepada ayahnya. Ayah : Nak. Pada saat engkau sedang dirasuki oleh amarah. Engkau menancapkan paku ke papan kayu ini. Dan sekarang, paku tersebut engkau cabut. Coba lihat. Terdapat begitu banyak lobang didalam papan kayu ini. Sama halnya. Pada saat engkau melakukan sikap kasar atau perkataan yang tidak baik. Siapapun dia pasti akan terluka. Walau. Pada akhirnya engkau meminta maaf, bekas itu masih tersimpan di dalam kenangan orang yang telah engkau sakiti.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar