KISAH PAKU DAN
PAPAN KAYU
Terdapat sebuah cerita mengenai seorang
anak yang begitu pemarah dan seorang ayah yang sederhana. Sang ayah melihat
sikap anaknya yang suka sekali berkata atau berbuat kasar terhadap temannya,
sahabat atau bahkan orang yang dia sayangi. Melihat sikap sang anak selalu yang
seperti itu,
Suatu hari sang ayah berkata kepada
anaknya. Ayah : Anak Ku. Kuberikan engkau sebuah
papan kayu, paku dan palu. Ingatlah. Setiap kali dirimu merasakan amarah yang
begitu besar. Hujamkan paku ini kepada papan kayu yang sudah kuberikan. Dan
berhentilah disaat engkau sudah merasa lelah untuk menancapkan paku – paku
tersebut. Sang anak
menerima pemberian ayahnya. Namun didalam hati, terdapat sebuah pertanyaan.
Akhirnya. Setiap saat sang anak merasakan kekesalan atau amarah, dia memaku
papan kayu tersebut dengan sekuat tenaga.
Satu Bulan pertama terdapat begitu
banyak paku. Satu Bulan kemudian tancapan paku mulai berkurang. Beberapa
minggu kemudian. Sang anak benar-benar merasa lelah dan ingin berhenti memaku
papan kayu tersebut. Dan berkatalah anak kepada ayahnya. Anak : Ayah, ini aku
kembalikan paku, palu beserta papan kayu yang telah ayah berikan untuk aku. Ayah tersenyum dan berkata : Sekarang,
coba engkau cabut paku-paku yang sudah tertancap di papan kayu tersebut. Jika
sudah, berikan kembali papan kayu itu kepadaku. Anak kembali terbingung. Akhirnya, satu
persatu paku tersebut dicabut oleh sang anak dan terkumpullah begitu banyak
paku. Setelah selesai. Anak memberikan papan kayu tersebut kepada ayahnya. Ayah
: Nak.
Pada saat engkau sedang dirasuki oleh amarah. Engkau menancapkan paku ke papan
kayu ini. Dan sekarang, paku tersebut engkau cabut. Coba lihat. Terdapat begitu
banyak lobang didalam papan kayu ini. Sama halnya. Pada saat engkau melakukan
sikap kasar atau perkataan yang tidak baik. Siapapun dia pasti akan terluka.
Walau. Pada akhirnya engkau meminta maaf, bekas itu masih tersimpan di dalam
kenangan orang yang telah engkau sakiti.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar