Bibir
tersenyum namun Hati Menangis
Alkisah pada suatu zaman, di negeri arab hiduplah seorang
pemuda sholeh bernama taufiqurrahman. Taufiq ini adalah orang alim yang hidup
dalam lingkup keluarga yang serba berkecukupan, aklaq taufiq ini sangatlah baik
dan terpuji, ia termasuk golongan orang-orang yang alim. Pada usia 17 tahun taufiq
telah menjadi ulama di lingkungan masyarakat arab, padahal usianya, masih
terhitung muda, namun ia selalu mendalami ilmu agama diusia remajanya.
Singkat cerita disaat taufiq selesai menunaikan ibadah
sholat dzuhur dan selesai mendidik anak-anak pengajian, ia berniat pulang
kerumah. Untuk pulang kerumah taufiQ harus melewati padang sahara yang gersang
dan panas, namun itu sudah menjadi kebiasaan dari taufiq sehingga tiada sedikitpun
ia mengeluh pada keadaan itu. Dengan tasbih ditangannya ia berdzikir tiada
henti sambil berjalan.
Suatu ketika dipertengahan jalan didengarnya suara salam
oleh taufiQ “asalamualaikum
Wr.wb”. Dengan cepat taufiQ membalas salam itu “waalaikumussalam Wr.wb”. Taufiq
terkejut dan melihat disekitarnya namun tak dijumpainya siapa-siapa. “allahu akbar”
batu kah itu yang bersalam? ujar taufiQ menyangka.
Lalu taufiQ melanjutkan perjalanan pulangnya.
beberapa saat kemudian terdengar lagi suara salam “Assalamualaikum Wr.wb” taufiQ lalu menjawab “ waalaikumusalam
Wr.wb”
“allahu
akbar” mungkinkah tuhan yang bersalawat
seperti ini? ujar taufiQ menyangka. TaufiQ lalu duduk memikirkan sejenak hal
tersebut, lalu terdengar lagi suara salam yang lebih halus “Assalamualaikum Wr.wb” dan
terdengar tak jauh dari tempat duduk taufiQ.
taufiQ lalu membalas salam tersebut “ waalaikumusalam Wr.wb” sambil mendekati sumber
suara tersebut yang berada dibalik sebuah batu besar. Ketika taufiQ mendekati
batu tersebut dilihatnya lima jari yang menempel pada batu tersebut. lalu
ketika didekatinya dilihatnya oleh taufiQ sesosok wanita tanpa pakaian sehelai benang
pun ditubuhnya,
setelah melihat tanda-tanda wanita tanpa pakaian
tersebut, sempat oleh taufiq terlepas dari pandangan matanya “ allahu akbar” taufiQ beristighfar “ astaghfirullahal adzhim” taufiq
langsung berlari meninggalkan wanita itu dan pulang kerumah sesampainya dirumah. Taufiq mengetuk pintu
rumahnya dan dengan nada dan ritme yang begitu tergesa-gesa taufiq mengucapkan
salam “assalamualaikumu
alaikum” berkali kali sambil mengetuk pintu rumahnya.Turunlah ibu
taufiq dan membukakan pintu rumah dan mengucapkan “wassalamualaikum”
Dengan segera taufiq bertanya wahai
ibuku apakah ada pakaian wanita yang masih layak ???
ibu taufiq kembali bertanya. Untuk
apa anakku taufiQ?
Untuk seorang wanita tanpa pakaian
yang ku temui di gurun, sungguh kasihan sekali bu, dan ku berniat untuk
memberinya sebuah pakaian.
tunggu sebentar anakku.
lalu ibunya
mencari pakaian yang terbaik untuk ia sedekahkan dan tentunya masih layak
pakai.
Wahai anakku perlukah aku
mengantarkan baju ini pada wanita itu?
Tidak perlu bu ini adalah tanggung
jawabku, ujar taufiQ
lalu ibu taufiq
memberikan baju itu kepada taufiq. Bergegaslah taufiq ke padang pasir sahara untuk
menemui gadis itu ketika sesampainya disana, dilemparkanya pakaian itu kepada
wanita tersebut.
Seraya taufiq berkata;
mohon maaf pakaian ini aku lemparkan kepadamu.pakailah pakaian ini.
Lalu taufiq
menunggu dari kejauhan sambil berdzikir tiada henti hingga beberapa menit
kemudian, wanita tersebut terlihat dari kejauhan menuju arah taufiq, berjalan
langkah demi langkah, perlahan lahan menuju tempat taufiq duduk. Wanita tersebut
yang telah memakai baju pemberian taufiq terlihat sangat cantik. taufiq pun
bergemetar sekujur tubuhnya jantungnya mulai berdetak kencang, keringat
bercucuran deras. maklum taufiq adalah laki-laki yang sangat jarang bertemu
bahkan didekati oleh wanita. Taufiq adalah tipe lelaki yang menganggap bahwa
wanita adalah racun dunia, walaupun tak semuanya. Sehingga ketika wanita itu sampai
pada tempat duduk taufiq. Taufiq kacau tak dapat berkata-kata apapun.
Kemudian wanita tersebut memulai
pembicaraan dengan mengucapkan salam, “asslaamualaikum Wr.wb”
Taufiq menghela nafas sebentar
kemudian mengucapakan “walaikum salam wr.wb”
Wanita tersebut kemudian berkata. “Terima
kasih atas pemberian anda ini, tidak bisa ku balas semua ini dengan apapun
kecuali allah, semoga hidupmu penuh dengan berkah”. (Sambil menangis karena
terharu oleh sikap taufiQ.)
Lalu taufiQ menjawab, “ berterima
kasih kepada allah aku hanyalah perantara saja”
Lalu taufiq bertanya. “Kiranya saya
boleh tahu, siapa namamu?
“Aku siti julaiha”, ujar wanita itu.
“julaiha Perkenalkan aku
taufiQurahman” ujar taufiQ
Lalu taufiQ kembali bertanya; “ siti
julaiha maafkan seandainya aku ingin tahu kehidupanmu, aku ingin tahu wahai
siti julaiha anda ini dari mana dan ingin kemana ?”
Siti julaiha tersebut langsung mengalirkan
air mata dengan derasnya.
“Maafkan aku, aku
tidak tahu siapa ayah dan ibuku”
“Jadi”
“Begitulah hidupku
tidak lebih dari sebuah sampah yang terombang ambing di tengah lautan, dimana
topan membawa disitulah aku berada”
“Kira engkau sudi kau dapat tinggal bersamaku,
orang tuaku pasti akan sangat senang sebab tiada ada lagi dirumah Cuma aku
semata bersama ibu dan ayahku.” Ujar taufiQ
“Tapi apakah mungkin?”
“Tentu saja, orang tuaku sudah sangat
tua sekali dan sangat renta. Tentu ia akan sangat senang menerima kehadiramu,
di rumah kami.”
Siti julaiha histeris. “Terima kasih
tuan akhirnya tuhan memberikan penolong bagiku, tanpa bantua anda, entah jadi
seperti apa nasibku kini.”
Taufiq berkata, “berterima
kasihlah pada tuhan.”
Lalu siti julaiha ikut
ketempat tinggal taufiq. Taufiq berjalan diikuti dengan siti julaiha yang
mengekor dibelakang. Sesampainya dirumah taufiq dan siti julaiha berdiri di depan
pintu, seraya bersama-sama mengucapkan salam “assalamualakium Wr.wb”
“waalaikum salam
Wr.wb” disambut oleh kedua orang tua taufiq.
Taufiq langsung
mencium tangan orang tuanya. ibunya terheran heran melihat wanita yang dbawa
taufiq.
Lalu ibu taufiQ
bertanya. “Wahai anakku apakah ini wanita yang kau ceritakan tadi.”
“Benar sekali ibu,
dia telah ku berikan pakaian yang kau berikan tadi dan akupun berniat kiranya
diperbolehkan ia untuk tinggal bersama kita.” Ujar taufiQ
“Oh tentu boleh, sungguh
aku tak keberatan anakku. Justru aku sangat senang anakku dengan kehadirannya
dirumah ini maka rumah ini tidak akan kesepian lagi.”
Kedua orang tua
taufiq terutama ibu taufiq sangat menginginkan kehadiran seorang perempuan
dirumah mereka. Dan dengan kehadiran siti julaiha ibu taufiq merasa seperti
mempunyai anak perempuan.
taufiq
adalah anak semata wayang dalam keluarga yang berkecukupan, ibu dan bapak
taufiq mendidik taufiq untuk menjadi anak yang sholeh.
Siti
julaiha adalah perempuan yang sangatlah rajin. dirumah keluarga taufiq yang
besar ia selalu bekerja tanpa harus disuruh, menyapu,mencuci, memasak, menjemur
pakaian dan lain-lain tanpa disuruh oleh ibu taufiq. Sehingga perbuatan siti
julaiha sangat disukai keluarga taufiq, tak ubahnya siti julaiha sudah dianggap
keluarga sendiri oleh kedua orang tua taufiq.
Siti
julaiha pun mengalami perubahan yang sangat drastis dalam hidupnya. wajar saja
hidup dikeluarga taufiq yang serba berkecukupan membuatnya hidup jauh lebih
teratur daripada sebelumnya. makannya siti julaiha, diberikan makanan yang bergizi,
tidurnya siti julaiha teratur, pakaian siti julaiha diberikan pakaian yang
sangat pantas, bahkan tinggal dikeluarga taufiq pun siti julaiha selalu diberi
jajan/upah, sehingga hidup siti julaiha menjadi lebih baik, dan parasnya pun
sangat cantik, dengan lekukan tubuh yang menonjol daripada sebelumnya. Ini
semua karena siti jaiha terkumpul dan tinggal di tempat orang yang serba
berkecukupan.
Beberapa
bulan pun berlalu, hingga 6 bulan siti julaiha tinggal di rumah keluarga
taufiQ, ternyata selama itu juga siti julaiha tak bertemu lagi dengan taufiQ
meski masih dalam satu atap rumah bersama dengan taufiq dan keluarganya, selama
itu pula siti julaiha tak bertemu dan bercakap dgn taufiq. Mereka selalu
terpisah, disaat makanan dihidangkan oleh siti julaiha, taufiq turun namun siti
julaha didapur membereskan alat masak dapur. Ketika taufiq selesai makan dan
naik ke lantai 2, barulah siti julaiha membersihkan makan-makan dan mencuci
piring. Dan hal ini terus berlanjut berlanjut hingga pada akhirnya, pada hari jumat
siti julaiha mengantarkan makanan ke kamar taufiq dilantai atas, terkejutlah
taufiq melihat wanita nan berparas cantik, ia terheran-heran dan bingung,
mengapa orang tuanya tak memberitahunya jika ada pelayan baru dirumahnya, ia
kecewa dengan sikap orang tuanya. Lalu Makanan tersebut tak disentuh secuilpun
oleh taufiq,
siang
hari siti julaiha mengantarkan lagi makaan siang ke kamar taufiq, namun ia
mendapati makan sebelumnya tak dimakan bahkan tak disentuh sama sekali oleh
taufiq. Sore hari diantarnya lagi makan kekamar taufiq, dan hasilnya sama
makana pagi dan siang tak dimakan bahkan tak disentuh oleh taufiq, siti julaiha
pun lalu meneteskan air mata. Turun ia dari lantai atas dengan perasaan sedih dan kecewa, dan hal itu
tak sengaja dilihat oleh ibu taufiQ. Iapun lalu mengadukan hal tersebut kepada
ibu taufiQ.
“Bu jika terus begini lebih baik aku
keluar saja dari rumah ini,” ujar siti julaiha
“wahai siti anakku, kiranya ada
masalah apa, apakah ada kesalahan dari kami terhadapmu???” ujar ibu taufiQ
“tidak bu aku hanya ingin keluar dari
rumah ini,” ( sambil menangis).
“baiklah siti julaiha aku akan
menuruti kemauanmu, namun kiranya kau jelaskan dulu titik perkaranya apa??”
“Aku takut bu, taufiq sudah tidak
mengharapkan kehadiranku dirumah ini”
“bagaiman mungkin, taufiq anak kami
tidaklah seperti itu, ia yang membawamu kerumah ini bagaimana mungkin ia tak
mengharapkanmu tinggal disini lagi”
“Jika ibu tak percaya, ibu lihat sja,
makanan yang ku antar kekamar taufiq, dari makanan pagi, siang dan sore tak dimakan
sama sekali oleh taufiq. Jangankan dimakan disentuh saja tidak.”
“Tunggu engkau
disini siti julaiha aku akan menemui taufiq, ingin tahu mengapa ia berbuat
demikian.”
( Ibu taufiq lalu
menuju kamar taufiq dilantai atas. )
Diketuknya pintu
kamar taufiq.“ Assalamualaikum.”
“Waalaikumusalam.” Ujar taufiQ.
Dilihatnya taufiq
sedang berada di ranjangnya.
“Wahai anakku,
engkau ada masalah apa hingga kau berbuat demikian.”
Taufiq terus diam
“mengapa makanan
yang dihidangkan untukmu tak kau makan bahkan tak kau sentuh.”
“Wahai taufiq
anakku, aku adalah ibumu, kau telah ku besarkan mulai dari engkau masih kecil
hingga kau tumbuh dewasa seperti sekarang ini, kami mendidikmu untuk menjadi
orang yang berguna bagi agama dan orang tua. Kelak kau jualah yang akan
meneruskan usaha keluarga kita, jika kami orang tuamu sudah tak sanggup lagi
untuk bekerja dan mencari nafkah untuk keluarga ini.”
Taufiq terus diam
wahai anakku
bicaralah, apakah kami orang tuamu ada berbuat salah terhadapmu selama ini.
Lalu taufiq mulai
berbicara.
“Wahai ibuku,
maafkan aku sebelumnya, aku hanya kecewa kepadamu, karena selama ini engaku tak
jujur padaku.”
“Tak jujur,,, apa
maksudmu anakku”
“mengapa kalian
memperkerjakan pembantu baru yang cantik, tanpa memberitahuku terlebih dahulu.”
Ibu tahukan aku
seperti apa jika bersama perempuan???
“Astagfirullahhaladzim”
Taufiq heran
“Taufiq anakku
tidak kau kau kenal siapa pembantu cantik itu???
“Tidak ibuku”
“dialah yang 6 bulan
lalu kau bawa kerumah ini masa kau tak ingat ?”
“astagfirulahaladzim”
dia siti julaiha bu,???
“Iya”
“subhanallah sungguh cantik bu, tak pernah ku
temukan wanita cantik seperti itu sebelumx”
Ibu taufiQ mulai lega.
“wahai ibuku, maukah engkau
menguruskan aku dengannya”
“Astagfirulahal adzim taufiq anakku, mengapa kau
bertanya seperti itu, jika kau ingin dengannya, apakah ada alasan untuk siti
julaiha menolaknya, Sedangkan kita tahu sendiri, siti julaiha tinggal bersama
kita, makan, tidur dirumah kita, lantas apakah ada alasan untuknya menolak
keinginan kita itu???”
“Wahai ibuku janganlah terlalu yakin
dulu lebih baik tanyakan saja kepada siti agar jauh lebih pasti bu”
“Baiklah anakku kau tunggu disini”
ibunya lalu turun dan ingin menjumpai
siti, namun tiada disangka siti julaiha sudah berkemas kemas utk pergi meninggalkn
rumah, ketika sesampainya didepan pintu untuk keluar. Ibu taufiq memanggil,
“wahai siti ingin kemana kau??”
“Aku ingin pergi dari rumah ini bu,
ku rasa tiada gunanya lagi ku tinggal disini, percuma ku tinggal disini penuh
dengan kenikmatan dan kenyamanan namun hatiku sakit.”
“Astagfirulahal adzim ini semua salah paham
anakku,taufiq tidak seperti yang kau bayangkan. Justru dengan kepergian mu dari
rumah ini maka akan menimbulkan bencana bagi keluarga ini.”
“Maksud ibu.”
“Taufiq salah paham terhadapmu. Ia
tak ingat bahwa kau siti julaha yang ia bawa 6 bulan yang lalu.”
Siti julaiha terdiam
“wahai siti anakku. Begini saja aku
ada tawaran baik untukmu jika kau mau, kau tak lagi menjadi sebagai pembantu
rumah ini namun mnjadi anak bagi kami”
“maksud ibu.”
“Kau menjadi istri
daripada taufiq anakku”
“Benarkah itu bu.??”
Jika kau tak percya kau dapat menemui
taufiq.””
Lalu mereka ingin dipertemukan oleh
ibu taufiq. Namun sebelumnya taufiq meminta pada ibunya agar siti julaiha ditahan
dulu untuk menemuinya.
“Wahai ibuku sebelum ku bertemu dengan
siti, Q ingin membuat dinding pertemuan. Yang memisahkan antra kami berdua.”
“Baiklah anakQ”
Lalu dibuatlah
dinding pertemuan oleh taufiq dari sehelai kain. Hingga mereka bertemu pada sebuah
dinding pertemuan. lama mereka terdiam, tanpa suara, ternyata baik siti maupun
taufiq masih malu, sebab mereka berdua sangat jarang bertemu apalagi bercakap
pada lain jenisnya. Hingga mereka saling malu utk berbicara. Namun akhirnya
keheningan itu dipecahkan oleh suara taufiq.
“wahai julaiha sebelum bicara engkau
dengar ucapanku terkadang mata salah melihat, terkadang telinga salah mendengar,
kadang mulut pun telah bicara, tangan salah melambai, kakipun bisa salah
melangkah, apalagi hati kita hanyalah berencana, tuhanlah yang mengatur
segalanya, ku jujur siti julaiha, ku sayang dan cinta padamu.”
“waha taufiQ Engkau mencintai aku karena
apa kira-kira??? ujar siti. Apakah karna kecantikan, jika karna kecantikan, maka
ia akan sirna pada waktunya”
“Kucintai kau utk selama-lamanya,
sampai kapan pun kau akan jadi istriku. Ku punya istri satu untuk
selama-lamanya.”
Siti julaiha pun
terdiam, seakan puas dengan jawanban taufiQ. Dan pembicaraan mereka pun
selesai.
malam ketika siti
julaiha tidur pada ranjangnya ia mimpi bertemu dengan temannya sesama pengemis
dahulu. Siti julaiha adalah dulunya seorang pengemis, lama ia menjadi pengemis
bersama dengan temannya sesama pengemis , dimana ia pernah bergaul pada kaum
pengemis lainya, Terutama kaum laki-laki.
Dialah rahmat hidayat,
Teman seperjuangannya dulu sesama pengemis. Karena selalu bersama rahmat,
akhirx mereka pernah mengucapkan janji setia diantra kedua-duanya untuk selalu
bersama selamanya. Sumpah setia akan dituntut dihadapan allah di akhir kelak.
ia pun bermimpi
bertemu rahmat. dan rahmat memanggilnya.
“Wahai julaiha janganlah kau hanya
memikirkan dunia saja, ingatlah akhirat, kau sumpah setia jadi istriQ dan aku
sumpah setia untuk siap menjadikanmu istriku. julaiha tunggulah kehadiranku
dalam pernikahan”
Lalu sekejap siti
julaiha terkejut dan bangun dari tidurnya.
“astagfirullahal
adzim” menangis siti mengingat janjinya dulu kepada rahmat.
To be continue…
tunggui aj kelanjutannya
BalasHapusadmin nya lagi sibuk belum ada waktu untuk ngetik di laptop hehe
BalasHapus