Duhai gadis...
Jika cinta yang kau jalani kini.
adalah cerminan rasa yang hadir dari Hati.
Maka kuminta, kau tanyakan kembali hatimu.
Apakah benar begitu...?
apakah benar Hatimu setuju dengan caramu.?
Atau memang itu kehendakmu?
Kau tahu, bahwa Hati tak mungkin salah melangkah.
Seperti kompas, ia tahu kemana kan mengarah.
Ia dapat berlabuh pada tempat yang tepat.
Jika kita menanamkan niat yang kuat.
Lalu bagaimana dengan cintamu?
Yang Kerap kali menimbulkan api cemburu.
Memata-matainya tanpa sedikit pun ia tahu...
Jika memang Kau tak mampu mempercayainya.
Lalu mengapa kau menempatkan pilihan pada dirinya?
Apakah cinta telah membuatmu buta?
Hingga kau seperti orang yang tak ingin kehilangan.
Padahal belum tentu kan selamanya terjalin hubungan.
Bisa jadi kisahmu dan dirinya akan tinggal kenangan...
Bukankah Aku sebagai teman pernah mengajarimu.
Tuk selalu membatasi Hati kepada setiap laki-laki.
Ya... Sebab kulihat kau terlalu dini tuk memahami betapa rumitnya kehidupan cinta ini.
Buktinya...
Kau terlalu terburu-buru mengagumi.
Kaupun juga terlalu cepat tuk mencintai.
Padahal kau juga harus menanyai pada hati.
Apakah ia menyetujui dan menyanggupi.
Karena cinta maupun hati keduanya saling mengisi.
Sekarang... akhirnya kau pun sendiri.
Berselimut dalam duka dan sepi.
Sebab kau bilang ia tak lagi datang.
Ia pergi bersama cinta lainnya.
Tanpa kata perpisahan dan pamit.
Meninggalkan cintamu yang kini pahit.
Kini...
Jangan salahkan cinta maupun hati jika sekarang kau Terluka dan jg tersakiti.
Jangan pula kau salahkan keadaan oleh sebab kau terpuruk dalam keBIMBANGan.
Itu salahmu...
Itu kelalaian dirimu...
Seharusnya kau dengar kata-kataku dulu...
Karena aku menasehati sebagai seorang yang puas mengalami.
Baiklah,,,
jangan lagi bersedih... Kembalilah kuat...
Kokohkan tekat... Serta yakinkan niat...
Dan ingat...
Janganlah lagi kau menjadi pecinta buta karena kau bisa saja kecewa.
Jadilah seorang yang selalu dicinta oleh setiap jiwa namun tetap memilih sendiri tuk mengikuti suara hati oleh sebab yakin hati adalah sebaik-baiknya kompas sejati.
Jika cinta yang kau jalani kini.
adalah cerminan rasa yang hadir dari Hati.
Maka kuminta, kau tanyakan kembali hatimu.
Apakah benar begitu...?
apakah benar Hatimu setuju dengan caramu.?
Atau memang itu kehendakmu?
Kau tahu, bahwa Hati tak mungkin salah melangkah.
Seperti kompas, ia tahu kemana kan mengarah.
Ia dapat berlabuh pada tempat yang tepat.
Jika kita menanamkan niat yang kuat.
Lalu bagaimana dengan cintamu?
Yang Kerap kali menimbulkan api cemburu.
Memata-matainya tanpa sedikit pun ia tahu...
Jika memang Kau tak mampu mempercayainya.
Lalu mengapa kau menempatkan pilihan pada dirinya?
Apakah cinta telah membuatmu buta?
Hingga kau seperti orang yang tak ingin kehilangan.
Padahal belum tentu kan selamanya terjalin hubungan.
Bisa jadi kisahmu dan dirinya akan tinggal kenangan...
Bukankah Aku sebagai teman pernah mengajarimu.
Tuk selalu membatasi Hati kepada setiap laki-laki.
Ya... Sebab kulihat kau terlalu dini tuk memahami betapa rumitnya kehidupan cinta ini.
Buktinya...
Kau terlalu terburu-buru mengagumi.
Kaupun juga terlalu cepat tuk mencintai.
Padahal kau juga harus menanyai pada hati.
Apakah ia menyetujui dan menyanggupi.
Karena cinta maupun hati keduanya saling mengisi.
Sekarang... akhirnya kau pun sendiri.
Berselimut dalam duka dan sepi.
Sebab kau bilang ia tak lagi datang.
Ia pergi bersama cinta lainnya.
Tanpa kata perpisahan dan pamit.
Meninggalkan cintamu yang kini pahit.
Kini...
Jangan salahkan cinta maupun hati jika sekarang kau Terluka dan jg tersakiti.
Jangan pula kau salahkan keadaan oleh sebab kau terpuruk dalam keBIMBANGan.
Itu salahmu...
Itu kelalaian dirimu...
Seharusnya kau dengar kata-kataku dulu...
Karena aku menasehati sebagai seorang yang puas mengalami.
Baiklah,,,
jangan lagi bersedih... Kembalilah kuat...
Kokohkan tekat... Serta yakinkan niat...
Dan ingat...
Janganlah lagi kau menjadi pecinta buta karena kau bisa saja kecewa.
Jadilah seorang yang selalu dicinta oleh setiap jiwa namun tetap memilih sendiri tuk mengikuti suara hati oleh sebab yakin hati adalah sebaik-baiknya kompas sejati.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar