Dalam hitungan detik.
Kau telah berhasil menarik perhatianku,
memaksa bibirku tuk memujimu dengan kata "kau sempurna"
Di mataku dan juga dimata dunia.
Dalam hitungan detik.
Rasaku telah mengangkasa setinggi-tingginya terbang di udara.
Terlebih saat tatap kita saling menyapa dan menetaskan senyum manis yang melengkung dibibir manja.
Dalam hitungan detik.
Kulihat pelangi terbit pada binarmu yang penuh pesona
Dengan ciri khas warna kau hadirkan kesan indah dibalik hijab merah muda.
Tapi... Apalah dayaku,
aku hanyalah seorang pengagummu.
Yang hanya mampu memandangmu dari sini.
Tempat nyamanku saat harus sabar menyimpan hati.
Mengelola rasa agar kelak mampu memantaskan diri.
Padahal bisa saja aku memaksa bibir ini tuk melontarkan kata didepanmu,
Dengan sebuah pernyataan bahwa "aku Suka "
Ya... aku suka hadirmu yang selalu memenuhi isi kepala.
Memadati memori dengan bayangmu yang selalu ada...
Tapi..
Rasa takut terkadang muncul tiba-tiba.
Saat kulihat ada puluhan laki-laki disana datang padamu.
dengan membawa berbagai cinta dan pesona,
Juga menyajikan materi yg terbilang megah didepan mata.
Namun...kemarin,,,
Kudengar tak satupun diantara mereka yang kaupilih,
dan kau nobatkan menjadi seorang kekasih.
Padahal,,,
apa yang tak mereka punya, tuk menyenangkan dan membahagiakanmu nantinya?
Apa yang tak mereka punya untuk menyediakan setiap apa yang kau butuhkan?
Lalu Apa yang tak mereka punya???
apa yang sebenarnya kaucari???
Apa yang membuatmu sampai detik ini terus sendiri.
menutup hati dan membentengi nya dengan sebuah pagar besi.
Apa yang membuatmu begitu menghindar dari banyak nya cinta yang datang melamar.
Entahlah,,
Namun sekarang...
Suatu hal yang meragukanku telah kupahami.
Lewat penjelasan perantaramu, yaitu murrobi dan juga sahabat yang kau percayai.
Bahwa kau bilang kau belum cukup siap.
Kau belum mampu merasakan getaran rasa yang dinamakan cinta.
Juga belum ingin menempatkan hati pada banyaknya pilihan laki2 disana,
oleh sebab luka yang masih terasa.
Luka trauma yang sampai saat ini membuatmu jera terhadap apa yang dinamakan asmara.
Dan itulah...
Suatu hal yang membuatku sampai detik ini terus menunggu.
Menanti saat ketika kau nantinya pulih dan kembali siap.
Membuka hati dan mendengar getaran rasaku yang kusenandungkan lewat bait rindu juga lewat pencipta yang hanya padaNya kumengadu.
Hingga kelak Ku yakin dalam hitungan detik aku bisa menggapai titik terdalam dihatimu.
~~~sekian~~~
@j®
Tidak ada komentar :
Posting Komentar