KISAH EMAS DAN ULAR
Dahulu hiduplah seorang petani miskin
yang setiap harinya mesti berjuang keras untuk mensejahterakan kehidupannya.
Namun meskipun ia terus bekerja dan berhati-hati dalam melakukan pengeluaran,
tetap saja ia tak mampu menyisihkan penghasilannya untuk ditabung, selalu saja
pas-pasan.
Suatu malam, dalam tidurnya si petani
bermimpi sebuah suara berkata padanya: "Jika ada
sesuatu di dunia ini yang begitu sulit untuk kamu dapatkan, maka suatu waktu
hal itu akan muncul begitu saja di hadapanmu." Dan petani inipun
terbangun dari tidurnya. Dia kemudian berharap bahwa di salah satu pagi ketika
ia bangun, harta yang berlimpah akan berhamburan di rumahnya sendiri. Dengan
begini, tidak diragukan lagi bahwa kekayaan itu memang dimaksudkan untuknya.
Beberapa hari berlalu, ketika ia sedang
dalam perjalanan, bajunya tersangkut pada semak-semak berduri yang tumbuh di
sekitar ladang, Tak ingin kejadian yang sama terulang, dia pun bermaksud
membabat habis semak belukar itu. Namun ketika ia mencabut akar dari semak itu,
di bawahnya si petani menemukan sebuah kendi. Dibukanya tutup kendi itu, dan
alangkah kagetnya si petani ketika mengetahui bahwa di dalam berisi begitu
banyak kepingan emas. Pada mulanya hati petani miskin ini berteriak girang,
namun setelah beberapa menit berpikir, ia kemudian berkata :
"Oh, aku
memang ingin sekali menjadi kaya. Tapi aku telah meminta agar harta itu muncul
di gubuk kecilku, akan tetapi aku justru menemukannya di ladang ini. Oleh
karenanya aku takkan mengambil kendi ini berisi emas. Kendi ini tidak
ditakdirkan untukku”
Lalu petani itu pun meninggalkan kendi di tempat ia menemukannya dan kembali berjalan pulang. Sesampainya di rumah ia pun menceritakan penemuannya kepada istrinya. Tak pelak istrinya marah besar atas kebodohan sang suami yang meninggalkan harta tersebut begitu saja di ladang. Dan ketika si petani tidur, istrinya pun pergi ke rumah tetangga dan mengatakan segalanya.
Lalu petani itu pun meninggalkan kendi di tempat ia menemukannya dan kembali berjalan pulang. Sesampainya di rumah ia pun menceritakan penemuannya kepada istrinya. Tak pelak istrinya marah besar atas kebodohan sang suami yang meninggalkan harta tersebut begitu saja di ladang. Dan ketika si petani tidur, istrinya pun pergi ke rumah tetangga dan mengatakan segalanya.
"Suamiku
yang begitu bodohnya justru meninggalkan harta itu di ladang dan bukan
membawanya pulang. Pergi dan ambillah harta itu untukmu dan bagilah
denganku."
Tetangga itu pun sangat senang dengan
saran ini, dan tak menunggu lama ia pun menuju ke tempat yang dimaksud oleh
istri petani. Disibaknya semak-semak belukar, dan ia memang menemukan kendi itu
masih berada disana. Diangkatnya dan ditengoknya ke dalam kendi itu. Namun
alangkah panik dan marahnya ia ketika melihat bahwa kendi itu ternyata tidak
berisikan kepingan emas seperti yang diceritakan oleh istri petani melainkan
penuh dengan ular berbisa.
"Perempuan
licik. Dia pasti bermaksud menjebakku. Dia berharap aku memasukkan tanganku ke
dalam hingga aku digigit dan mati keracunan oleh bisa ular." pikirnya marah.
Jadi ia pun kembali menutup kendi itu
dan membawanya pulang. Dan pada saat tengah malam tiba, dengan diam-diam ia
mendatangi rumah petani miskin tetangganya. Dia melihat sebuah jendela yang
terbuka. Dengan sigap dipanjatinya. Dikeluarkannya ular-ular berbisa itu dari
dalam kendi, dan ia pun kembali pulang.
Ketika fajar tiba, petani miskin
tersebut bangun untuk memulai hari. Ketika ia berjalan ke dapur untuk mengambil
segelas air, dilihatnya setumpuk koin emas berhamburan di bawah jendela
rumahnya. Dalam hati ia mengucap rasa syukur sembari berkata: "Akhirnya
aku bisa menerima kekayaan ini, mengetahui bahwa mereka pasti ditujukan
untukku, karena mereka muncul di rumahku sendiri, seperti yang aku
harapkan!"
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar :
Posting Komentar