WELCOME IN MY BLOG...

Terima kasih anda telah bersedia mengunjungi blog pribadi saya...Sungguh kehormatan yang begitu besar buat saya... Semoga anda bisa memberikan koment-koment yang berarti buat saya. dan semoga kita bisa belajar bersama untuk memaknai kehidupan

Salam hangat

sandri/akang john

about me

Foto Saya
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
aku adalah seseorang yang sedang mencari jati diri, dan pembekalan hidup utk menghadap sang rabb...oleh karna itu, ku selalu belajar, dan terus belajar untuk memaknai hidup,mencoba menyelesaikan permasalahan2 yang ku temui dan sharing kepada orang lain kemudian berbagi kepada orang lain mengenai pengalamanku itu... semoga apa yang ku lakukan dapat bermanfaat bagi orang lain...amien

Selasa, 07 Juni 2011

TANPA TANGAN

…TANPA TANGAN…
Ini adalah cerita yg saya kutip dari sebuah buku…cerita ini menceritakan bahwa keterbatasan yang ada pada diri kita, bukanlah alas an untuk diam, tetapi tembuslah keterbatasan itu hingga tanpa batas

Adalah hal yang sudah biasa terjadi di kota-kota besar,jika ada sepasang suami istri yang meninggalkan anaknya dalam asuhan pembantu sewaktu mereka bekerja. Begitu pula yang dilakukan pada pasangan hardi dan maya, Anak tunggal mereka perempuan yang baru berusia tiga setengah tahun,ketika maya dan hardi bekerja, ia kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Ia bermain sendiri. Terkadang ia bermain ayun ayunan diatas buaian yang dibeli ayahnya. Ataupun memetik bunga dan lain-llain di halaman rumahnya.
Suatu hari ia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mpbil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer, maka coretan tidak keihatan. Dicobanya lagi pada sebuah mobil baru ayahnya. Ya, karena mobil itu berwarna gelap, maka coretannya tampak jelas.
Hari ini hardi dan maya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macetnya lalu lintas…. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka anak itu beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing, dan lain sebagainya mengikuti imajinasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.
Saat pulang petang, hardi dan maya terkejut melihat mobil yan baru setahun dibeli dengan kredit itu, penuh dengan goresan dikanan dan kirinya…hardi pun langsung marah, ” KERJAAN SIAP INI “ pembantu rumah yang tersentak dengan teriakan itu berlari keluar. Mukanya merah padam ketakutan, lebih-lebih melihat wajah tuannya.. sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, namun ia hanya mampu menjawab, “ saya tidak tahu tuan”
“ kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yang kamu lakukan?” maya menambahi…
Kemudian anaknya keluar dari kamarnya dan melihat apa yang diributkan orang tuanya. Dengan penuh manja dia berkata,” novi yang membuat gambar itu, yah. Cantik, kan?” katanya smbil memeluk ayahnya. Hardi yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, lalu dipukulkanya berkali-kali ke telapak tangan anaknya…si anak yang tak mengerti kesalahanya menangis kesakitan, sekaligus ketakutan..puas memukuli telapak tangan, hardi memukul pula punggung tangan anaknya.
Maya Cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan kepada anaknya. Pembantu rumah hanya diam. Tidak tahu harus berbuat apa. Cukup lama hardi memukul-mukul anaknya, dari tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri…
Setelah itu hardi masuk kamar diikuti maya.lalu pembantu tersebur menggendong anak kecil itu dan membawanya ke kamar. Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah.pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedihnya saat luka-lukanya terkena air. Lau si pembantu menidurkan anak kecil itu.
Hardi membiarkan saja anaknya tidur bersama pembantu. Keesokan harinya, kedua belah tangan si anak BENGKAK. Pembantu rumah pun mengadu ke majikannya.” Oleskan obat saja!” jawab hardi dengan kasar.
Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anaknya yang menghabiskan waktu dikamar pembantu. Hardi hanya mau m emberi pelajaran kepada anaknya.tiga hari berlalu, namun hardi tidak pernah menemui anaknya, maya juga begitu.
Padasuatu hari novi DEMAM. Kemudian pembantu melapor. Tetapi hardi dan maya tidak begitu meresponnya. Pernah suatu kali, maya melihat kamar pembantunya, saat dilihat anaknya dalam pelukan pembantunya, dia pun menutup lagi pintu kamar pembantunya itu.
Pada hari keempat sejak kejadian itu, si pembantu memberitahukan tuannya bahwa SUHU TUBUH badan novi TERLALU PANAS. Si majikan hanya menjawab,’ sore nanti kita bawa ke klinik. Pukul 5 sore sudah siap untuk pergi. Kondisi anak itu sudah sangat lemah ketika dibawa ke klinik. Dokter di klinik pun mengarahkan agar ia dibawa kerumah sakit, karena keadaanya sangatlah SERIUS.
Setelah beberapa hari dirawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu.” TIDAK ADA PILIHAN,” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu DIPOTONG karena tangannya sudah terlalu parah dan infeksi akut.” Ini sudah bernanah”, demi menyelamatkan nyawanya, maka kedua tanganya harus dipotong dari siku bawah” kata dokter itu.
Hardi dan maya bagaikkan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia terhenti berputar, tapi apa yang dapat dikatakan lagi. Maya meraung merangkul anaknya.
Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tanganya berbalut kasa putih. Ditatapnya wajah ayah dan ibunya. Kemudian kewajah pembantu rumahnya. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “ayah, ibu………
Novi tidak akan melakukannya lagi..novi tidak mau dipukul ayah lagi. Novi saying ayah, saying ibu.” Katanya berulang kali membuatkan maya gagal menahan rasa sedihnya…“ayah KEMBALIKAN TANGAN NOVI. Untuk apa diambil? Novi janji tidak akan mengulanginya lagi. Bagaimana cara novi makan nanti? Bagaimana novi bermain nanti? Ayah,ibu, novi janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi.” Katanya berulang-ulang.
Serasa hancur hati maya dan hardi mendengar kata-kata anaknya itu. Meraung diasekuat hati, namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahanya. NASI SUDAH JADI BUBUR. Pada akhrnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum bias mengerti mengapa tanganya harus tetap dipotong meski sudah minta maaf.
Tahun demi tahun hardi dan maya menahan kepedihan. Hingga pada suatu hari, hardi tak kuat lagi menahan kepedihanya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yang tak bertepi. Namun, si anak dengan segala keterbatasannya dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat saying dan selalu merindukan ayahnya di alam sana..


THE END

1 komentar :

  1. hal kecil bisa jadi besar..
    dan emosi selalu melumpuhkan logika..
    2 pelajaran itu yang sy ambil dr ceritanya ka :D

    BalasHapus