WELCOME IN MY BLOG...

Terima kasih anda telah bersedia mengunjungi blog pribadi saya...Sungguh kehormatan yang begitu besar buat saya... Semoga anda bisa memberikan koment-koment yang berarti buat saya. dan semoga kita bisa belajar bersama untuk memaknai kehidupan

Salam hangat

sandri/akang john

about me

Foto Saya
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
aku adalah seseorang yang sedang mencari jati diri, dan pembekalan hidup utk menghadap sang rabb...oleh karna itu, ku selalu belajar, dan terus belajar untuk memaknai hidup,mencoba menyelesaikan permasalahan2 yang ku temui dan sharing kepada orang lain kemudian berbagi kepada orang lain mengenai pengalamanku itu... semoga apa yang ku lakukan dapat bermanfaat bagi orang lain...amien

Sabtu, 10 Desember 2011

KESALAHAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN PART 4


KESALAHAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN PART 4

INI CERITA SAYA DAPAT DARI TEMAN SAYA, DIMANA IA BEKERJA PADA SEBUAH APOTIK  YANG CUKUP TERNAMA DI INDONESIA. NAH DALAM CERITA INI TOKOK CERITA AKAN SAYA BERI NAMA SAMARAN YAITU APOTEKER SEBAGAI BU HENI,  KARYAWAN 1/ KASIR SEBAGAI BU WULAN, KARYAWAN2/ PENGRACIK SEBAGAI ENDY, DAN PASIEN SEBAGAI JENI


Kejadian bermula pada saat apotik lagi sepi, tiba-tiba datanglah seorang pasien  bernama jeni, ia bermaksud unuk menebus obat pada resep , setelah dilihat oeh BU wulan ternyata resep itu dari dokter anak, yaitu dr. manthurio,,wow tulisan dokter ini memang sangat jelek bahkan lebih jelek dari tulisan anak kecil yang baru belajar menulis, untuk melayani resep ini memang diperlukan keahlian dan pengalaman yang cukup, karena dokter ini resepx selalu racikan dan terkadang dosis obat sangant sulit untuk dibaca sehingga disini juga diperlukan kejelian dalam melihat resep.
Setelah itu resep dihargai oleh bu wulan, orang ini memang dapat membaca resep dokter manthurio dikarnakan pengalaman-pengalaman sebelumnya.  Biodata pasien diisi lengkap seperti  nama lengkap, alamat pasien, no.telpon. dan umur pasien. Hmmm,,, disini  pasien ternyata masih bayi dan berumur dibawah satu tahun. Setelah pasien selesai membayar biaya adminisrasi obat dikerjakan oleh endy. Endy bukanlah seorang aa ( asisten apoteker) posisinya diapotik adalah sebagai partimer, diaman tugas sesungguhnya ialah  membantu pekerjaan kefarmasian. Sebelum meracik ia mengambil obat-obat obat yang ada pada resep, (sebelumnya penulis menginformasikan bahwa endy kurang jeli dalam memmbaca resep terlebih lagi pada resep dr manthurio ia sama sekali tidak dapat membacanya. Sehingga pada saat meracik obat pada resep itu ia berpatokan pada struk obat yang ditempelkan pada resep.)
Endy lalu mengambil satu persatu obat pada yang  tertera pada sturk itu beserta jumlahx, dilihatnya obat x pada struk diminta 1 biji, diambil dari  kotaknya dan dimasukkanx kedalam blender untuk siap diracik. Perlu pembaca ketahui disini  obat x adalah obat yang berfungsi sebagai obat kejang/ antispamolitik, dosis obat x apabila dihitung secara manual ( menggunakan kalkulator ) didapat ½ tablet obat x namun karena dihitung secara otomatis oleh computer maka sistemx pembulatan keatas yaitu 1 tablet. Begitu pula pada obat obat yang lainx endy pun mengambilx sesuai  pada yang  tertera distruk tersebut. Setelah selesai diracik, obat dibuat dalam bentuk puyer sebanyak 15 bungkus, lalu diberi etiket.terakhir diserahkan kepada pasen oleh bu wulan, bu wulan pun begitu interaktif sekali  menjelaskan kepada pasien mengenai aturan pakai dan indikasi obat. Begitu paham pasien pun pulang kerumahnya. Pada waktu kegiatan dari awal yaitu mulai dari menghargai resep sampai pada proses peracikan, sebenarx bu heni sebagai apoteker menyaksikan  apa yang dilakukan oleh karyawan-karyawanya. Namun ia berusaha percaya sepenuh hati kepada apa yang dilakukan oleh karyawan-karyawannya.  Namun pada waktu itu ada yang sedikit mengganjal pada hatinya, entah apa, hingga malam hari pun ia tak dapat tidur memikirkan resep yang telah dilayani tadi, keesokan  paginya ia membongkar resep yang telah dilayani kemarin alu mengecek semuanya, sebelumx ditanyainnya endy sebagai tukang racik pada waktu itu, mengenai berapa jumlah obat yang ia ambil,,, setelah mengetahui bahawa   ternyata endy meracik dengan berpatokan  pada struk yang ada di depan resep, hati bu heni pun semakin ketakutan dan gugup pada waktu itu, hmmm sebenarx tidak masalah  berapa pun obat yang diambil karena efek sampingx tidak begitu membahayakan APABILA  dikonsumsi oleh orang dewasa….namun dalam hal ini yang mengkonsumsinya adalah SEORANG BAYI, dimana bayi begitu sensitive, oragan dalam tubuhnya belum sepenuhnya dapat beraktivitas dibandingkan anak-anak/ dewasa.
Saking takutnya akan terjadi apa-apa dengan pasien, bu heni pun langsung menelpon pasien pada nomor rumahnya…
Dan terjadilah percakapan ditelepon kurang lebih seperti ini :
“ halo asalamualaikum… bu”
“ iyawalaikum salam, ini dari siapa yah”
“ ini saya dari apotik x,,, kemarin ibu menebus resep dr dr manthurio kan bu, di apotik kami??? “
“ oh iya bener sekali memangx ada apa bu “
“ begini bu, kami mohon maaf karna ternyata obat yang kemarin diserahkan itu salah racik, ( sambil menjelaskan tentang obat antikejang tsb dan berapa seharusnya diberikan ) “
“( pasien tidak tahu sama sekali mengenai hal itu, dan memang tidak mau tahu )… kenapa bisa seperti itu bu??? Anda tahu gak , kalau obat itu sudah diminum oleh anak saya 3 bungkus ….”
“ mohon maaf bu ini murni kesalahan dari karyawan saya, bla bla bla….. lansung dipotong “
“ saya gak terima, pantesan anak saya bukannya sembuh malah bertambah penyakitnya,,pokokx saya minta ganti rugi, dan kasus ini akan saya bawa k kantor polisi …..bla bla bla….. “
Dan seterusnya…………………………………………………..
                 
Mendengar  perkataan dari pasien bu heni malah tambah takut dan pada akhirx apotik X harus mengganti rugi sebesar 30 juta rupiah. SUNGGUH TRAGIS.
Dampaknya lebih diderita oleh semua karyawan pada apotik X akhirnya mereka harus menerima bahwa uang R/ mereka dipotong selama kurang lebih 6 bulan… sedangkan uang gaji pokok tetap.. namun bu heny sebagai apoteker tidak mengalami kerugian apapun, karena gajinya tidak dipotong sama sekali.




Evaluasi :
Apabila melihat kondisi seperti itu seharusx apoteker tidak boleh gegabah dalam mengambil keputusan, terlebih sesuatu yang berkaitan dengan nyawa pasien, tidak sepantasnya hal seperti itu dibicarakan lewat telepon, sebab apa yang disampaikan lewat telepon akan sangat berbeda dengan apa yang disampaikan lewat face to face.
Dalam apotik baik karyawan maupun apoteker, semua adalah satu tim, ibaratkan dalam permainan sepakbola  resep itu adalah bola, dan memang harus dioper kepada teman-teman kita. Caranya yaitu kita dapat melakukan chek and ricek satu sama lain.
Tidak sepantasnya pula kita didalam apotik untuk saling menyalahkan apabila terjadi kesalahan yang dilakukan oleh teman kita.
Apotik tempat kita bekerja merupakan tempat diaman kita akan selalu bertemu dan bertatap muka dengan rekan kerja kita, mau ataupun tidak mau kita akan mengalaminya tiap hari kita bekerja. Jadi tumbuhkanlah suasana di apotik seperti suasana pada ruang lingkup keluarga.
Perkuatlah skill individu dalam arti kembangkan kualitas  masing masing karyawan apotik, jangan pernah malu untuk bertanya dan jangan pernah pelit dalam memberikan pengajaran/ edukasi kepada siapa saja.




Tidak ada komentar :

Posting Komentar