KISAH PEMUDA BERSAMA GARAM DAN KAPAS
Sebuah kisah inspiratif
Pada
musim panas yang menyengat, Seorang pemuda berjalan dengan beberapa karung di atas
pundaknya. Karung-karung itu berisi garam milik majikan yang sedang berjalan
di sampingnya. Garam-garam itu akan di jual ke kota di seberang sungai, dan si pemuda
bertanggung jawab mengangkut garam tersebut hingga sampai di kota yang dituju.
Karena rasa panas yang melanda,
sang majikan beristirahat sebentar di pinggir sebuah sungai kecil dan minum.
Melihat hal itu, pemuda pembawa garam juga berniat untuk minum dan beristirahat.
Tetapi karena ceroboh, sang pemuda terpeleset dan jatuh di ke dalam sungai.
Susah payah dia bangkit, tetapi tidak bisa karena garam yang dia bawa cukup
banyak.
Setelah agak lama, muatan garam
di pundaknya pemuda menyusut karena larut di dalam air sungai. Sang pemuda
kemudian berdiri dan mendapati karung-karung di pundaknya hampir kosong.
"Wah garamnya larut, pundakku jadi ringan, apakah aku akan dimaafkan majikan
itu?" Karena sang pemuda tidak sengaja, majikan tidak marah.
Beberapa hari kemudian, sang pemuda
kembali membawa garam di pundakknya. Karena hari masih panas
menyengat, sang pemuda berniat untuk sengaja menjatuhkan dirinya ke dalam sungai. "Hore,
karung-karung di pundakku jadi ringan." Sang majikan menjadi jengkel, tetapi
dia hanya diam saja dan tidak jadi menjual garam-garam itu. Ternyata
sang pemuda
melakukan hal yang sama berkurang kali hingga sang majikan marah besar,
"Kau memang pemuda malas," ujarnya. Sementara itu sang pemuda tidak
peduli, yang penting pundakknya tidak berat lagi.
Keesokan harinya, sang majikan
masih memakai sang pemuda untuk pergi ke kota di seberang sungai. Beban
di pundak pemuda tidak seberat biasanya. Tetapi karena pemuda itu memang malas, maka
sekali lagi dia sengaja menjatuhkan dirinya ke dalam sungai. Lalu apa yang
terjadi...
Beban di pundak sang pemuda
menjadi berkali-kali lipat. Ternyata sang majikan tidak memasukkan garam
ke dalam karung-karung itu, tetapi kapas. Kapas
yang terkena air akan menyerap air sehingga berkali-kali lebih berat. Dengan
demikian, sang pemuda tetap membawa kapas-kapas
yang telah menyerap air tersebut ke kota di seberang sungai.
Semoga bisa diambil pelajaran… (john)