WELCOME IN MY BLOG...

Terima kasih anda telah bersedia mengunjungi blog pribadi saya...Sungguh kehormatan yang begitu besar buat saya... Semoga anda bisa memberikan koment-koment yang berarti buat saya. dan semoga kita bisa belajar bersama untuk memaknai kehidupan

Salam hangat

sandri/akang john

about me

Foto Saya
samarinda, kalimantan timur, Indonesia
aku adalah seseorang yang sedang mencari jati diri, dan pembekalan hidup utk menghadap sang rabb...oleh karna itu, ku selalu belajar, dan terus belajar untuk memaknai hidup,mencoba menyelesaikan permasalahan2 yang ku temui dan sharing kepada orang lain kemudian berbagi kepada orang lain mengenai pengalamanku itu... semoga apa yang ku lakukan dapat bermanfaat bagi orang lain...amien

Sabtu, 10 Desember 2011

KESALAHAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN PART 5


KESALAHAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN PART 5

Ini adalah cerita mengenai penulis sebagai seorang tenaga kesehatan, dalam cerita ini ku akui, aku memang pernah membuat kesalahan dalam penyerahan resep obat, namun menyadari bahwa hal itu murni kesalahanku, akupun tak takut untuk mempertanggung jawabkannya, sebab, dosenku  pernah berkata; dibalik sebuah profesi terutama profesi seorang farmasi yang berhubungan sama obat dan lain lain, dimana hal itu berhubungan dengan nyawa orang, maka terdapat sebuah resiko yang bisa saja datang kepada kita, sehingga diperlukan tanggung jawab yang sangat besar pada profesi ini.
Silahkan menyimak cerita ini …

Cerita ini bermula ketika pagi hari sekitar pukul 07:30 pagi, disaat aku agi asyik-asyiknya tidur,,,handphoneku berdering keras, setelah kulihat ternyata telepon dari orang apotik tempat ku bekerja yang bernama hmmm,,, Sebut saja dalam cerita ini bu imah.  bu imah adalah seorang asisten apoteker  di apotik yang sudah cukup lama bekerja disana, ketika ia menelpon, awalnya ku terkejut  “ wah,,, ada apa ini, kenapa si ibu tiba-tiba nelpon, what happen ???”  hati kecilku berkata “ ahhh palingan masalah sepele, sudah sering kayak gitu seperti yang sebelumx, aku ditelpon, hanya karna ingin menanyakan dimana kunci motor apotik, dimana remote tv ditaro, dan dimana dimana dimanaaaaaa ayu ting ting berada wkwkwkwkw( emang gue yang nyembunyiin, gak da kerjaan banget  utk hal itu. lagi pula mereka kan punya tangan dan otak yah dicari lah>>>), lalu kadang ngomel2 juga, kenapa nih shift malam, meja dibelakang behamburan, kenapa gak dibersihkan,,,(mw jawab kasar gk enak juga, mentang-mentang shift malam penutupan,jd harus bersih semua seluruh ruangan apotik, gk semestinya begitu, justru malam sangat mepet waktux utk melakukan bersih-bersih, beda dengan pagi yang waktunya agak luang, kan pagi biasanya sepi akan pasien, yah klo malam jangan harap sepi, kerjaan didominasi dengan puluhan racikan, belum lagi mendekati waktunya pulang terkadang shift malam tidak sempat untuk bersih-bersih.)Yah kesimpulanya ku agak malas mendengar ocehan-ocehan seperti itu pagi- pagi,sehingga aku memutuskan untuk tidak mengangkat telepon dari bu imah,,,
Namun setelah sekian lama tak ku angkat  telponnya, akhirx ada suara sms dari handphoneku, ketika ku buka, itu sms dari bu imah yang bertuliskan “ john, resep dr. swandi, itu diagit bukan digest .” hah, melihat sms itu aku jadi teringat pada malam harinya, ceritanya seperti ini…
Ada seorang pasien datang membawa resep dan pada waktu itu aku yang berada di lini depan, sehingga aku yang melayaninya pasien tersebut, dengan ramah ku menyambut,
“ iya pak,ada yang bisa saya bantu???”
“ ini saya mau nebus resep, boleh dikasih tau itu obatnya apa aja yah?”
“ (sekilas ku membaca) oh diresep ini dia ada 3 item obat, obat pertama dan obat kedua itu merupakan obat tunggal/ jadi nah obat ketiga ini diaracikan “
“ ngambil obatnya separo aja yah,,hmm itu obat diarenya yang mana yah.”
“ oh obat diarenya itu masuk ke dalam obat antibiotiknya yaitu sanprima f. ( sebab obt sanprima itu memang digunakan utk terapi antidiare berpasangan dgn obt diare)”
“ terus yang lainnya itu obat apa aja mas”
“ ini ada obat antibiotk yaitu sanprima f. trus ada obat digest sebagai obat maagnya lalu ada racikan obat mual dan maag juga pak “
“ oh bgitu yah, jadi obat diarenya itu sudah masuk di antibiotiknya itu yah??.”
“ iya pak .” ( awalnya aku berpikir bahwa, iya yah mengapa dr swandi gak memasangkan obat antibiotiknya sama antidiare, kenapa Cuma dikasih antibiotiknya aja,,,ahh mungkin dokter punya maksud lain,,,yang terpenting saat ini aku harus terlihat professional, tidak boleh terlihat sebagai orang yang sedang bingung, walaupun memang lagi bingung, hmmm daripada nanti pasiennya ragu-ragu, entar gk jadi beli deh…”

Akhirnya resep pun dihargakan,kemudian aku menyebutkan nominal yang harus dibayar pasien, lalu mengisi biodata pasien yang lengkap, lalu q tekan enter 3x dan OK, struk pun keluar dan kuserahkan kepada pasien sebagai tanda bukti pembayaran. Lalu resep pun ku oper kebelakang, untuk dikerjakan oleh rekanku yang berada dibelakang, lalu aku sendiri mengambilkan obat obat yang tertera diresep pada kotak obatnya. lalu q racikan obat racikannya dan sekaligus aku membuatkan etiket.  Untuk racikannya pada waktu itu dibuat dalam bentuk sediaan kapsul, dan untuk itu aku minta rekanku yang melakukannya, beberapak menit kemudian setelah sediaan kapsul jadi, rekanku pun membuatkan sebuah salinan resep berdasarkan resep aslinya dan jumlah item obat yang diambil pasien. Setelah selesai semua, obatpun  kuserahkan kepada pasien disertai informasi obat seperti aturan pakai dan khasiat dari masing2 obat. Pasien pun mendengarkan dengan seksama, setelah ia paham, ia pun pulang. Kerjaan pun ku anggap selesai, dan waktunya santai sebab setelah pasien tadi pergi apotik sepi, dan menjelang pulang pun aku merasa tidak melakukan kesalahan apapun pada malam ini, semua berjalan baik- baik saja.
Namun keesokan paginya setelah mendengar penjelasan dari bu imah, dimana obat kedua itu bukanlah digest ( maag) melainkan obat diagit(antidiare). Aku pun langsung bergegas ke apotik untuk membuktikannya, setibanya disana,,ku terkejut karena memang benar obat kedua itu adalah obat diagit( diare ). Memang tulisanx agak mengecoh, karena tulisan dokter, yah tau sendiri agak diukir gimana gitu,,, namun di resep itu terlihat jelas ketika q mencermatinya ada hurup A nya, yang menunjukan bahwa obat itu memang di-A-git… wow.  Ku merasa seperti orang bodoh pada waktu itu,,,kenapa aku tidak menyadarinya, sedangkan rekanku,ketika ia membuat sebuah salinan resep, ia benar menuliskan obat diagit pada salianan tersebut.
Akhirnya bu imah menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut pada ku, dan aku karena menyadari bahwa ini adalah murni kesalahanku maka akupun bertanggung jawab akan hal ini, namun perlu diketahui sebelumnya ketika aku masih berada dirumah dan belum berangkat keapotik, aku sudah menyiapkan cara jitu untuk bagaimana menjelaskan yang baik kepada pasien, tanpa membuatnya takut dan marah, ketika q sudah menyiapkan mental barulah aku pergi keapotik,  ketika sampai disana, aku sempat diberi arahan sama bu imah mengenai bagaimana nanti menjelaskannya ke pasien…
“ john gini aja,,kamu kasih full aja diagitnya trus sanprima f. dikasih full juga, soalx digest kan mahal,supaya kita gak kembali uang,sebab harga diagit  sama sanprima f. itu gak seberapa, digest nya yang mahal.”
“ hmmm,,, kenapa sanprimanya harus dksih bu, kan dia separo aja ngambilnya, kita kasih diagitnya aja”
“enggak maksudx itu untuk menutupi harga digest yang mahal tadi, jadi kita kasih aja sanprimanya.”
“ klo menurut saya baiknya sih pertama diagitnya kita kasih full, trus kita buka aja bu dari kemasannya, dengan alas an ….. blab la bla.. lalu untuk sanprima nya gak usah dikasih lagi bu “
“ kenapa john gak dikasih “
“ yaiylah bu, logikanya obat yang salah itu hanya obat yang kedua(diagit seharusnya bukan digest) sedangkan yang lainya benar saja. jika kita berikan sanprima f. secara Cuma-Cuma ke pasiennya maka pasien akan beranggapan negative, “ ada apa nie apotik seperti apotik X ngasih obat Cuma-Cuma,pasti ada kenapa-kenapa nie”  jadi obat diagit aja yang q kasihkan k pasienya dlam bentuk terbuka dari kemasannya,
(penjelasan ini aku sampaikan setelah pulang dari rumah pasien).”
“oh bgitu yah john”
“(dalam hati…yaiyalh wkwkwkwkwkwk)
Dan sebelum berangkat kerumah pasien untuk memastikan pasien berada dirumah maka aku menelponnya pada no . telepon yang terdapat pada struk. Dan terjadilah percakapan singkat antara aku dan pasien:
J: “ halo. Selamat siang, bisa bicara dengan dengan nona lanny?.”
P: “ iya,saya sendiri, ada apa yah”
J: “ ini saya dari apotik X,hmmm tadi malam bapakx keapotik yah, nebus obat,”
P: “ iya benar ada apa memangnya???
J: begini mba, jadi obatnya itu tertukar, dari resep itu dokter merekomendasikan obat dalam bentuk tablet nah yang kami berikan itu salah, justru yang kami berikan itu dalam bentuk kapsul… untuk lebih jelasnya nanti akan saya sampaikan, mba nya sekarang posisiny dimana yah???.”
P:  saya sekarang dirumah,
J: alamatnya mba???.”
P: jl ahmad dahlan gg 6.no 80 dkt…….bla bla bla
J: oh bgtu nanti saya akan kesana yah mba,
P: oh iya mas
J: mkasih mba.
P: sama-sama.

Lalu aku pun bergegas berangkat ke tujuan, dengan menyebut Bismilahirohmanirohim…aku pun berangkat membawa obat untuk segera diberikan kepada pasien. Namun disana aku mengalami kendala,sebab pada jalan tersebut, sedang terjadi perbaikan jalan, sehingga aku bertanya sana sini mengenai alamat pasien, dan untuk mencari gang 6 sangatlah sulit,sebab ternyata papan yang memberikan petunjuk alamat gg 6 itu tidak ada, yang q lihat pada sekelilingku hanyalah papan bertuliskan gg 5, gg 4 gg 3 dll. Akhirnya ketika q bertanya pada orang yang tepat, ia pun menunjuk pada gang yang sangat kecil,dan katanya itulah gg. 6.aku pun masuk kesana, sambil menelpon pasien kembali
J: “halo mba, ini saya yang dari apotik X tadi, ini saya sudah ada dig g. 6. Rumah mba no berapa yah???.”
P: “no 80 mas.”
J: “oh bgitu,,ywdh ntr saya ksana yah.”

Sambil melihat kanan kiri aku pun terus mencari no. 80…ada yang mendekati 80 yaitu 76,,,lalu 78,,,,namun belum juga menemui 80,,waduh dimana,dimana dimanaaaaaa…mencoba coba masuk gg,justru malah sangat jauh, 1b , 1 c…wah loh dimana 80?? (sangatlah lama aq muter-muter di.gg itu,) sambil bertanya-tanya kepada seseorang disana, yupsssss seorang kuli bangunan, karna hanya ada dia pada waktu itu.
“ misi pak,,saya mw Tanya, gg. 6 no 80 itu dmana yah pak”
“ maaf mas, saya bukan orang sini, saya disini Cuma kerja aja…bla blab la”
( loh ni orang koq ngasih informasi kyk orang curhat,,gak jelas bgt)
Akhirx ketika q menemukan orang yang cocok, ia mengatakan bahwa gg.6 no 80 itu didepan gg..wkwkwkw aq langsung nepuk jidat.
Huhhhh benar sekali no.80 terlihat rumah yang tertutup rapat, ketika q bermaksud untuk menelpon, tiba-tiba saja pintu terbuka, dan terlihat seorang gadis cantik, putih, mungkin seumuran diriku membuka pintu rumahnya, q langsung menghampiri.
“ misi mba,,bisa bertemu sama mba lanny???.”
“ iya, saya sendiri, masnya yg dari apotik tadi yah ada apa mas sebenarnya???.’
“ oh, mbanya yah ternyata,,,begini mba, soal obat yang tadi malam itu sebenarnya tertukar, obat yang direkomendasikan oleh dokter/yang ada diresep itu bentuk sediaanya tablet, namun yang kita berikan itu yang kapsul namun sebenarnya obatnya isi yang terkandung sama saja (  hehehe berbohong)…
“ obat yang racikan itu yah”
“ bukan mba, yang kapsul itu yang satunya lagi, seharusnya obatnya yang ini ( sambil menunjukkan obat yang sesungguhny ),,hmmm gini aja mba coba diambil dulu oba yang tadi malam itu, biar gampang ”
“ oh,,sebentar yah ( masuk ke kamarnya mengambil obat yang tadi malam ditebus oleh orang tuanya).”
“ nah obat yang ini,( digest) seharusnya  kami berikan yang ini (diagit).karna dari resep itu memang yang seharusnya diberi itu yang ini, bukan yang itu.”
“ tapi sebenarnya isinya dan khasiatnya sama aja kan sama aja kan???.”
“ iya mba isinya sma aja( berbohong lagi deh). Tapi suatu obat jika bentuk sediaanya beda, entar khasiatnya juga beda mba, karna absopsinya kan berbeda beda ( mengeluarkan jurus ampuh, menggunakan kata2 sulit yang tidak dimengerti pasien)
“oh gitu yah, sambil mengangguk...”
“nah salinan resepnya kita ganti sama yang baru, trus obat yang ini(diagit) kita kasih full, jadi entar mbanya gk usah lagi nebus obat yang ini”
“ oh iya iya,,,makasih yah mba ( sambil tersenyum indah).
“iya sama-sama, klo begitu saya pulang yah mba”
“iya….
“(hati kecilku berkata) pasiennya ternyata cantik banget,lumayan ni, gk sia-sia perjalananku hehehe,,tp kasian juga soalnya obat digest nya sudah dimakan, 2 tablet sekaligus lagi, sesuai aturan pakainya 3x2. Tapi kykx gk papa deh.”
“ akupun pulang dan ketika membaca di suatu buku, ternyata memang tidak apa2, memakan obat digest/lansoprazol  2 biji sekaligus, sebab tidak pernah ada laporan adanya efek samping yang berbahaya menurut buku itu.horeeeeeeee horeeeeee aman.

Evaluasi:
Dari kejadian ini akupun belajar, untuk lebih hati-hati lagi dalam menjalankan tugasku sebagai tenaga kesehatan. Dan cukuplah hal ini kujadikan pelajaran yang sangat berharga, jangan pernah gegabah,santai, pikirkan apa yang akan dilakukan dan dampaknya…
Walaupun aku banyak berbohong dalam cerita ini, namun menurutku berbohong demi kebaikan, toh tidak apa-apa,,, kalau saja aku jujur, bagaimana jadinya,,mungkin bisa dibayangkan sendiri, dan yang tidak kalah pentingnya yaitu keberhasilan suatu terapi/ pengobatan 80 % nya dipengaruhi oleh sugesti. Pasien secara tidak langsung ku berikan sebuah sugesti bahwa obatnya tidak bermasalah, hanya saja jika obat nya diganti dalam bentuk sediaan tablet, maka absorpsinya/penyerapannya akan cepat dan lebih berkhasiat…


Tidak ada komentar :

Posting Komentar